Ekbis

Regulasi Pasti untuk Mengatur Masalah Tiket Pesawat

Penulis: Herlambang Jati Kusumo
Tanggal: 13 Juli 2019 - 16:07 WIB
Ilustrasi penumpang berada di sisi dekat jendela pesawat. - emirates247.com

Harianjogja.com, JOGJA—Kebijakan penurunan harga tiket pesawat pada rute, hari dan jam tertentu menjadi salah satu terobosan yang penting. Meski begitu konsistensi aturan ini masih dipertanyakan. 

“Kebijakan ini merupakan kebijakan terobosan yang penting. Akan tetapi, apakah kebijakan tiket murah ini adalah kebijakan jangka panjang? Diperlukan regulasi yang lebih menyeluruh lagi untuk tata kelola industri penerbangan di Indonesia,” ucap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, sekaligus pengamat pariwisata, Ike Janita Dewi, Jumat (12/7).

Menurutnya, saat ini diperlukan regulasi dan mekanisme penetapan harga untuk industri penerbangan nasional. Sebab kebijakan yang sekarang dirilis hanya sementara.

Ike mengatakan rute gemuk yang menghadirkan wisatawan ke Jogja masih dari Jakarta dan Denpasar. Karena itu, dia berharap ragam rute dan waktu penerbangan ditambah. Namun, dia juga mendorong pelaku pariwisata lokal untuk dapat membaca peluang agar dapat merasakan dampak positif. Misal karakteristik wisatawan yang turun di Bandara Adisutjipto dan Yogyakarta International Aiport (YIA). Karena terletak di dekat pusat kota, Adisutjipto kemungkinan akan disasar wisatawan individu. Sedangkan waktu tempuh yang panjang dari pusat kota ke YIA seharusnya ditangkap biro perjalanan dengan menjemput langsung.

 

Efeknya Lama

Keraguan kebijakan ini akan berdampak pada pariwisata juga diungkapkan Ketua Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) DIY, Udhi Sudiyanto. Menurut dia, penurunan tiket itu tidak serta merta langsung menaikkan jumlah wisatawan, karena biasanya efek akan dirasakan setelah tiga bulan setelahnya.

“Kita harus tunggu beberapa bulan ke depan karena tidak serta merta efeknya. Kan sekarang turunnya hanya pada hari tertentu dan jam tertentu, sangat agak khawatir kalau itu tidak akan berpengaruh banyak terhadap peningkatatan animo wisatawan untuk datang ke Jogja,” katanya.

Untuk masalah tiket menurut Udhi sebenernya banyak variabel yang harus diperhatian. Contohnya biaya parkir, pajak penumpang, PPN, dan lain sebagainya. Jadi jika yang diturunkan hanya satu variabel, menurutnya kurang pas. Pemerintah mestinya menjadi komando bagi BUMN yang terlibat didalamnya.

Sebelumnya sendiri General Manager Bandara Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan penurunan harga tiket pesawat oleh sejumlah maskapai pada rute, hari dan jam tertentu cukup berdampak positif, meningkatkan okupansi. “Ada beberapa rute Jogja [masuk penurunan harga tiket pesawat]. Dampak cukup positif, saat ini untuk penumpang di Adisutjipto sudah diatas 22.000 penumpang/hari. Weekend juga sudah banyak terjual habis. YIA di atas 1.000 penumpang,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

5 April Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Lebaran via Soekarno-Hatta
Sebelum Mudik, Cek Dulu Aturan Bagasi Kabin Pesawat Terbaru!
Antisipasi Lonjakan Penumpang, Sejumlah Maskapai Ajukan Penambahan Penerbangan di Adi Soemarmo
Kemenhub Sosialisasikan Aturan Layani Penumpang Berkebutuhan Khusus

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. IDI: Perubahan Iklim Berisiko untuk Kesehatan Pemudik
  2. PKB Bisa Usung Calon Sendiri di Pilkada 2024 pada 11 Daerah di Jateng
  3. SBY Sebut Rakyat Indonesia Ingin Prabowo Jadi Presiden
  4. Mayoritas Sekolah di Wonogiri Sudah Gunakan Kurikulum Merdeka

Berita Terbaru Lainnya

Kelompok Wanita Tani Mentari Sleman, Pemberdayaan Ekonomi Bermula dari Hobi
THE RICH JOGJA: Hotel Semua Kalangan dengan Promo Seru Setiap Bulan
Menparekraf Sandiaga Uno Mengklaim Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Timbulkan Gejolak
Literasi Keuangan, Edukasi Penting Tekan Angka Kasus Finansial
Ramadan dan Lebaran, Telkomsel Prediksikan Kenaikan Traffic 15%
Dukung Difa Bike, EIGER Serahkan 4 Motor Listrik Modifikasi
Miris! Alih-Alih Dapat THR, Buruh Pabrik Tekstil Justru Kena PHK Jelang Lebaran
The Rich Jogja Hotel, Hotel Semua Kalangan dengan Promo Seru Setiap Bulan
Ekspor Tekstil DIY Belum Maksimal, Ini Upaya Disperindag DIY
Hingga Februari 2024 Belanja APBN DIY Capai Rp3,1 Triliun