Ekbis

Fesyen Berkelanjutan Potensial di DIY, Seperti Apa Produknya?

Penulis: Kusnul Isti Qomah
Tanggal: 10 September 2019 - 08:22 WIB
Direktur Asia Pacific Rayon (APR) Basrie Kamba menunjukkan viscose dari serat kayu akasia dalam press briefing di Hotel Tentrem, Jogja, Senin (9/9)./ Harian Jogja - Kusnul Isti Qomah

Harianjogja.com, JOGJA—Produsen serat rayon terintegrasi Asia Pacific Rayon (APR) menilai sustainable fashion atau fesyen yang berkelanjutan sangat prospektif untuk dikembangkan di DIY yang merupakan penghasil batik dan produk fesyen.

Direktur Asia Pacific Rayon (APR) Basrie Kamba mengatakan sebagai destinasi wisata dengan pasar batik yang besar, potensi bisnis startup pakaian batik yang berbahan baku sustainable atau ramah lingkungan sangat besar untuk dikembangkan. "Hal tersebut sejalan dengan tren konsumen di dunia saat ini yang menuntut proses yang lebih environmental friendly dalam produk yang sehari-hari mereka gunakan, salah satunya pakaian," kata dia dalam press briefing di Hotel Tentrem, Jogja, Senin (9/9).

Menurutnya, pasar fesyen DIY paling besar saat ini adalah golongan menengah ke bawah. Ia meyakini pasar itu akan semakin besar jika banyak startup di DIY kreatif untuk membuat batik sendiri dan memikirkan konsep sustainable fashion dengan harga yang terjangkau, pasti pasarnya besar sekali.

Selain batik yang meupakan pakaian khas nasional, pasar fesyen Indonesia juga sangat prospektif untuk menyasar busana muslim. Dilansir dari data State of The Global Islamic Economy pada 2017,  total transaksi fesyen muslim (modest fashion) di Indonesia mencapai US$20 miliar [Rp280,7 triliun].

Nilai tersebut membuat Indonesia berada di posisi ketiga sebagai negara dengan transaksi fesyen muslim terbesar di dunia di bawah Turki sebesar US$28 miliar [Rp392,9 triliun] dan Uni Emirat Arab dengan nilai US$22 miliar [Rp308,7 triliun]. Secara total, pasar untuk fesyen muslim di dunia pada 2017 mencapai US$270 miliar [Rp3.789 triliun] dan diperkirakan akan naik menjadi US$361 miliar [Rp5.066 triliun] atau tumbuh 5% pada 2023. "Studi kami pun menunjukkan DIY merupakan salah satu daerah yang paling banyak membeli viscose atau rayon, ini masih bisa terus berkembang," ujarnya. 

Produksi APR

APR merupakan produsen serat rayon yang baru beroperasi pada awal tahun ini dengan kapasitas terpasang mencapai 240.000 ton serat rayon per tahun. Nilai investasi APR mencapai Rp10,9 triliun dan telah menyerap 900 tenaga kerja baru.

Sampai Agustus 2019, APR telah memproduksi 120.000 ton serat rayon. Dari jumlah itu, sebesar 55% total produksi ditujukan untuk pasar ekspor dan 45% diserap oleh pasar domestik. Adapun 14 pasar ekspor yang ditembus serat rayon APR yaitu Turki, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Mesir, Mauritius, Sri Lanka, Nepal, Brazil, Jerman, Portugal, Italia, Uni Emirat Arab, dan India.

Untuk diketahui, rayon yang diproduksi APR berasal dari kayu yang diproduksi lestari yang merupakan bahan baku yang terbarukan dengan sifatnya yang alami dan cepat terurai (biodegradable). Karena itu, rayon kerap dipakai sebagai bahan baku utama perancang busana yang fokus menggerakkan sustainable fashion.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Syarina Fashion Store Buka di Condongcatur, Nikmati Diskon Up to 88%
Inovasi Mode Ramah Lingkungan: Epson Gandeng AFDS untuk Koleksi Berteknologi Tinggi
Pasar Rakyat Berpotensi Kembangkan Ekonomi Kreatif
Profil Timechine Co.,Produsen Jaket Bomber Ganjar

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Gelapkan Uang & Terlibat Pencucian Uang, Dosen Nuklir UGM Diburu Polda Jatim
  2. Tak Dibagikan ke Warga Miskin, Oknum Kadus di Situbondo Malah Jual Beras Bansos
  3. Bahaya Asap Rokok 20 Kali Tingkatkan Risiko Kanker Paru
  4. Para Pemain Cadangan Pelita Jaya Jakarta Benamkan Bima Perkasa Jogja 101-67

Berita Terbaru Lainnya

PT KAI Sebut KA Joglosemarkerto Jadi Favorit saat Libur Lebaran
Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani Selamatkan Ekonomi
Antisipasi Perang Iran Israel, Program Gas Murah Bakal Dilanjutkan
INNSiDE Yogyakarta Umumkan Pemenang Grand Prize Bu Iin
Usai Libur Lebaran, Harga Cabai, Daging, Bawang Merah dan Gula Kompak Naik
Dampak Perang Iran Vs Israel, Harga Gandum dan Kedelai Terancam Naik
Disnakertrans DIY: Kepatuhan Perusahaan Bayar THR Meningkat Tiga Tahun Terakhir
Masih Ada UKM di DIY yang Belum Bangkit Setelah Pandemi Usai
Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara, Malaysia Airlines Batalkan Penerbangan
Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal