Ekbis

Gegara Tiket Mahal, Penumpang Pesawat 2019 Anjlok Hingga 22 Juta Orang

Penulis: Newswire
Tanggal: 23 Desember 2019 - 00:37 WIB
Ilustrasi penumpang boarding. - The Active Times

Harianjogja.com, JAKARTA—PT Angkasa Pura II (Persero) melaporkan jumlah penumpang anjlok hingga 18,85% sepanjang 2019 dibandingkan dengan tahun lalu.

Berdasarkan data perseroan, jumlah penumpang sepanjang 2019 mencapai 90,46 juta orang, sedangkan realisasi pada 2018 mampu menembus 112,6 juta orang, atau turun hingga 22,1 juta penumpang.

Akan tetapi, jumlah pergerakan penumpang rute internasional justru tumbuh hingga 5% dengan jumlah 4,27 juta orang hingga 13 Desember 2019. Pada tahun sebelumnya hanya 4,02 juta orang.

Pergerakan pesawat dalam periode yang sama mencapai 31.364 penerbangan hingga 13 Desember 2019. Adapun, pergerakan pesawat sepanjang 2018 mencapai 29.139 penerbangan.

Direktur Teknik dan Operasi Angkasa Pura (AP) II Djoko Murjatmodjo, mengatakan penurunan jumlah pergerakan penumpang tidak hanya disebabkan oleh satu hal. Isu tiket penerbangan mahal dan kebijakan bagasi tercatat berbayar untuk maskapai layanan minimum juga bisa memberikan dampak.

"Ada isu tiket [penerbangan] mahal yang sengaja diembuskan. Kami yang kena imbas," kata Djoko, Minggu (22/12/2019).

Dia menambahkan bagasi tercatat berbayar juga sudah diterapkan sejak awal tahun. Di sisi lain, secara regulasi maskapai low cost carrier (LCC) juga memperbolehkan menerapkan tarif atas bagasinya.

Selain itu, penyebab lain adalah adanya penurunan daya beli masyarakat. Hal tersebut menjadikan mobilitas kegiatan bisnis dan wisata masyarakat dalam menggunakan transportasi udara ikut rendah.

Sementara itu kata dia, pemerintah juga getol mengembangkan infrastruktur maupun moda transportasi pelengkap lain seperti darat dan perkeretaapian. Misalnya, pembangunan Tol Trans Jawa, penambahan kapasitas perjalanan kereta api dan membaiknya transportasi bus.

Industri penerbangan yang sedang lesu juga dialami secara global. Banyak maskapai asing yang mengalami penurunan jumlah penumpang, sehingga berdampak pada kinerja operator bandara.

"Jadi ini tidak murni hanya karena kondisi dalam negeri," kata dia.

Optimistis Membaik
Kendati demikian, PT Angkasa Pura II optimistis pertumbuhan jumlah penumpang bisa membaik hingga 5% pada 2020.

Direktur Utama Angkasa Pura (AP II) Muhammad Awaluddin, mengatakan kinerja sepanjang 2019 merupakan gambaran kondisi normal yang baru, karena tercipta titik keseimbangan pada masyarakat.

"Business plan kami targetkan pertumbuhan traffic [penumpang] bisa capai empat koma lima sampai lima persen pada 2020," kata Awaluddin.
Pihaknya masih meyakini transportasi udara tetap menjadi primadona bagi masyarakat dalam negeri yang mengutamakan kecepatan. Terlebih, Indonesia merupakan negara kepulauan dengan tingkat aktivitas pergerakan antarpulau yang tinggi.

Dia berharap kondisi perekonomian bisa membaik pada tahun depan, sehingga mendorong mobilitas masyarakat dan meningkatkan daya beli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Berita Terkait

Jateng dan DIY Masih Jadi Tujuan Utama Wisata, Penjualan Avtur Tumbuh 11% di 2024
Pesawat Saudia Airlines 2 Kali Peroleh Ancaman Bom Lewat Email dan Telepon, Ini Penjelasan Kemenhub
Kronologi Pesawat Saudi Airlines Mendarat Darurat Setelah Mendapat Ancaman Bom
Pesawat Saudi Airlines yang Terima Ancaman Bom Mengangkut Jemaah Haji Indonesia

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  2. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Hasil Survei LPS: Minat Masyarakat untuk Menabung Meningkat di Juni 2025
Menteri Pertanian Sebut Beras Subsidi Oplosan Beredar di Minimarket
Pusat Data Indonesia Jauh Tertinggal Dibanding Malaysia
DPR Usulkan Ada Sistem Cadangan Darurat Industri Nasional
Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
Gojek Siap Terapkan Kenaikan Tarif Ojek Online
Ini Komentar Ekonom UMY Soal Pemangkasan Target Pertumbuhan Ekonomi
Ekspor DIY Tumbuh 10,57 Persen hingga Mei 2025, Disperindag Sebut 3 Faktor Pendorong
BI DIY Sebut Inflasi pada Juni 2025 Masih Terkendali
Menteri Keuangan Sri Mulyani Memprediksi Pertumbuhan Ekonomi 2025 Sekitar 5 Persen