Ekbis

Rasio Gini DIY Tertinggi Se-Indonesia

Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Tanggal: 15 Januari 2020 - 13:47 WIB
Warga beraktivitas di permukiman semi permanen di Kampung Kerang Ijo, Muara Angke, Jakarta, Selasa (22/1/2019). - ANTARA/Aprillio Akbar

Harianjogja.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa Provinsi DI Yogyakarta mencatatkan angka rasio gini tertinggi pada September 2019 yakni sebesar 0,428 poin.

Dengan perbandingan nilai rasio gini nasional 0,380, maka terdapat 7 provinsi lain di luar Yogyakarta dengan rasio gini di atas rata-rata yakni Gorontalo sebesar 0,410 disusul Jawa Barat 0,398, lalu Sulawesi Tenggara sebesar 0,393; DKI Jakarta sebesar 0,391; Papua sebesar 0,391; Sulawesi Selatan sebesar 0,391; dan Papua Barat sebesar 0,381.

Sementara itu, rasio terendah berada di Provinsi Bangka Belitung dengan nilai 0,262 poin.

Secara nasional, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur melalui rasio pada September 2019 berada pada posisi 0,380 poin atau menurun 0,002 poin dari Maret 2019.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, jika dibandingkan dengan posisi rasio gini pada September 2018 terjadi penurunan sebesar 0,004 yang tercatat 0,384.

Secara teperinci, dia menyebut rasio gini di daerah perkotaan pada September 2019 adalah 0,391 poin turun 0,001 poin dari Maret 2019 sebesar 0,392 poin, sedangkan dibandingkan dengan September 2018 posisi poin tak berubah yakni 0,391.

Sementara itu untuk di pedesaan, rasio gini tercatat 0,315 pada September 2019 turun 0,002 dibandingkan dengan Maret 2019, dan turun 0,004 poin jika dibandingkan dengan posisi pada September 2018.

Kecuk menambahkan, perubahan tingkat ketimpangan ini sangat dipengaruhi oleh variasi perubahan pengeluaran antarkelompok penduduk. Apabila perubahan pengeluaran penduduk kelompok bawah lebih cepat dibandingkan dengan penduduk kelompok atas, maka ketimpangan pengeluaran akan membaik.

Dilansir berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), rata-rata pengeluaran per kapita per bulan pada periode Maret 2019 – September 2019 untuk penduduk kelompok 40% terbawah dan menengah meningkat sedikit lebih cepat, dibandingkan dengan penduduk kelompok 20% teratas.

Tercatat, kenaikan rata-rata pengeluaran per kapita Maret 2019 sampai September 2019 untuk kelompok penduduk 40% terbawah adalah 3,53% disusul 40% menengah adalah 3,83%, dan 20% teratas adalah 3,19%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Berita Terkait

Penjualan Mobil Listrik Lesu, Tesla Bakal PHK 10 Persen Karyawan
Jadi Tempat Tujuan Mudik, Ekonomi DIY Berpotensi Kecipratan Dampak Positif Peredaran Uang
Ramai Indonesia Barter Keanggotaan OECD dengan Penormalan Hubungan Israel
Uang Beredar saat Ramadan dan Lebaran 2024 Diperkirakan Tambah Rp170 Triliun

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Timnas Indonesia Ukir Dua Memori Indah di Stadion Abdullah bin Khalifa Qatar
  2. Tampil Gemilang, Ernando Dianggap Kerasukan Kiper Real Madrid Andriy Lunin
  3. From Zero to Hero, Ini Profil Komang Teguh Pahlawan Kemenangan Garuda Muda
  4. Talkshow Spesial Hari Kartini: Kembangkan Skill untuk Hadapi Ragam Tantangan

Berita Terbaru Lainnya

Disnakertrans DIY: Kepatuhan Perusahaan Bayar THR Meningkat Tiga Tahun Terakhir
Masih Ada UKM di DIY yang Belum Bangkit Setelah Pandemi Usai
Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara, Malaysia Airlines Batalkan Penerbangan
Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Aturan Barang Bawaan Melewati Bea Cukai Bakal Disusun Menteri Keuangan
Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Opsi Bank Indonesia untuk Antisipasi
Tak Hanya Indonesia, Apple Berambisi Kuasai Asia Tenggara
3,36 Juta Orang Naik KA, Ini Rute yang Jadi Favorit
Serapan Gabah Saat Panen Raya Masih Rendah, Bulog Blak-blakan Penyebabnya