Ekbis

BNI Prediksi Market 2020 Lebih Terjaga

Penulis: Herlambang Jati Kusumo
Tanggal: 17 Januari 2020 - 06:22 WIB
Kiri ke kanan, Direktur Investasi dan Operasional BNl-AM, Putut Andanawarih; Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Kementerian Keuangan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha; Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah dan Equity Fund Manager BNl-AM Yekti Dewanti dalam acara Market Outlook 2020 dengan tema 20/20 Vision: Clearer Viewfor Growth, di Royal Ambarrukmo, Kamis (16/1)./ Ist. - BNI Asset Management

Harianjogja.com, JOGJA—Kondisi pasar modal Indonesia pada 2020 diprediksi akan membaik dan lebih jelas sehingga sangat prospektif untuk melakukan keputusan investasi.

Direktur PT BNI Asset Management (BNl-AM), Putut Andanawarih mengatakan perekonomian global di 2019 diwarnai dengan risiko eksternal yang cukup volatile dengan adanya perang dingin Amerika Serikat (AS)-China. Akibatnya, perlambatan ekonomi tidak hanya di AS dan China, tetapi ke seluruh penjuru dunia. Pertumbuhan ekonomi global terkena hit, hampir seluruh pertumbuhan GDP negara-negara di dunia mengalami perlambatan.

”Stimulus seperti penurunan suku bunga, penurunan giro wajib minimum serta leasing stimulus Iainnya dilakukan oleh berbagai negara dunia untuk dapat bertahan dari ancaman perlambatan. Stimulus tersebut cukup membuahkan hasil, dimana pertumbuhan gross domestic product (GDP) AS tidak melambat separah yang diperkirakan, begitupun juga dengan China dan India, bahkan Indonesia,” kata Putut, dalam acara Market Outlook 2020 dengan tema 20/20 Vision: Clearer Viewfor Growth, di Royal Ambarrukmo, Kamis (16/1).

Dia memprediksi perekenomian Indonesia pada 2020 lebih baik dibandingkan dengan 2019. ”Kondisi Indonesia, kami melihat setelah Pilpres 2019 dan konsolidasi dari pemerintahan. Saat ini pemerintah sudah dapat berfokus untuk mengerjakan rencana dan kebijakan-kebijakan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Omnibus law menjadi salah satu yang ditunggu, karena di dalamnya ada UU Tenaga Kerja, pemotongan pajak korporasi yang dapat mendorong investasi masuk ke Indonesia. Struktur trade balance Indonesia juga terlihat membaik, terutama dari sisi oil dan gas. Terlihat impor oil dan gas Indonesia berangsur membaik selama 2019, yang merupakan katalis positif bagi nilai tukar Rupiah,” katanya. 

Reksa Dana ESG

Searah dengan perkembangan tren industri investasi, awal 2020 BNl-AM menerbitkan Reksa Dana ETF bertema ESG dengan nama Reksa Dana BNl-AM ETF MSCI ESG Leaders Indonesia dengan kode produk di BEI, XBES yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (9/1) lalu. Reksa Dana ETF ini merupakan reksa dana ETF kedua yang diterbitkan oleh BNI-AM setelah Reksa Dana BNl-AM Nusantara ETF MSCI Indonesia Equity Index dengan kode XBNI pada 2018 yang lalu. Jika dilihat dari terbitnya beberapa Reksa Dana ETF, XBES merupakan Reksa Dana ETF ke-39 yang telah dicatatkan dan diperdagangkan di BEI. Pada 2020 ini BNI-AM mempelopori pencatatan dan perdagangan ETF pertama di 2020.  ”Kami meluncurkan XBES untuk menyediakan varian produk bagi investor yang ingin mengoptimalkan kinerja investasi dengan portofoHo investasi emiten berfundamental baik dan mempertimbangkan aspek ESG (environment, social and governance). ETF ini dapat dengan mudah dicari di BEI karena diperdagangkan melalui pasar primer dan pasar sekunder di BEI,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Perkuat Kepedulian Sosial di Natal 2025, BNI Berbagi Paket Pangan
Libur Natal dan Tahun Baru 2026, BNI Buka Layanan Terbatas di Jateng
BANK BANTUL: Membangun Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Daerah
RUPSLB BRI Tetapkan Viviana Dyah sebagai Wakil Direktur Utama

Video Terbaru

Berita Lainnya

Berita Terbaru Lainnya

HPE Konsentrat Tembaga dan Emas Naik Awal Januari 2026
Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp65.300 per Kg, Telur Ayam Rp32.950
BRI Hadirkan Program Healing untuk Anak Terdampak Banjir di Sumatra
Update Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri24 Merosot, Antam Stagnan
Libur Nataru, Kunjungan Mal di DIY Naik 20 Persen, Ini Pemicunya
Kebocoran Data, Coupang Siapkan Kompensasi Rp19 Triliun tapi Dikritik
Serapan APBN DIY 2025 Ditargetkan 95 Persen
Kebutuhan Garam Industri 2026 Ditetapkan, Impor Diperketat
Sepanjang 2025, IHSG Pecahkan Rekor Tertinggi 24 Kali
Mentan Temukan MinyaKita Dijual di Atas HET