Ekbis

Gara-gara Resesi, UMR 2021 Diprediksi Tidak Naik

Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Tanggal: 21 Oktober 2020 - 12:57 WIB
Sarman Simanjarojang (kanan) dan Wagub DKI Sandiaga Uno - facebook

Harianjogja.com, JAKARTA - Indonesia mengalami perlambatan ekonomi dampak adanya Pandemi Covid-19. Ketua Umum DPD HIPPI Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang memperkirakan tidak bakal ada kenaikan upah minimum regional (UMR) pada tahun 2021.

Perkiraan itu berdasarkan pada data pertumbuhan ekonomi tahun 2020 yang terkontraksi akibat pandemi Covid-19.

Sarman mengatakan pada kuartal I kinerja ekonomi nasional turun 2,79 persen, kuartal II terkontraksi minus 5,32 persen, sedangkan pada kuartal III tetap terkontraksi minus 2,9 sampai 1,1 persen.

Baca juga: Demo UU Cipta Kerja di Bundaran UGM, Ada 'Dukun' yang Ikut Bersuara

“Kuartal IV juga diprediksi minus dengan demikian pertumbuhan ekonomi tahun 2020 dipastikan minus. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 terkontraksi minus 2 persen,” kata Sarman melalui keterangan tertulis pada Rabu (21/10/2020).

Di sisi lain, inflasi tahunan berdasarkan data Bank Indonesia (BI) sampai dengan bulan Oktober sebesar 1,41 persen.

“Di sisi lain kondisi dunia usaha saat ini juga sangat tidak memungkin UMP dinaikkan. Beban pengusaha sudah sangat berat, jika UMP dinaikkan akan sangat memukul pengusaha dan mendorong pengusaha semakin terpuruk,” ujarnya.

Baca juga: Bank BPD DIY Syariah Dukung Pengembangan Pondok Pesantren

Berdasarkan situasi itu, Sarman berharap serikat pekerja atau buruh dapat memahami kondisi krisis tersebut dan tidak menuntut kenaikan UMP yang berlebihan dalam kondisi ekonomi yang sudah masuk resesi.

“Tugas kita bersama menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif, pro aktif memberikan masukan dalam penyusunan aturan turunan dari UU Cipta Kerja, sehingga nantinya diharapkan investor akan mengalir deras, lapangan kerja akan tersedia, devisa kita akan naik, daya beli akan meningkat, pertumbuhan ekonomi 2021 akan mencapai target dikisaran 4,54 – 5,5 persen,” ujarnya.

Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim kondisi perekonomian pada kuartal ketiga tersebut masih lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain, termasuk negara di kawasan Asean dan negara G20.

Sri Mulyani menjelaskan, negara lain di dunia juga menghadapi situasi yang luar biasa. Perekonomian menurun sangat signifikan sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan penutupan sekolah, tempat kerja, hingga tempat hiburan.

"Negara-negara di dunia juga masih mengalami struggle untuk menghadapi Covid-19 dan mereka menggunakan instrumen fiskalnya secara luar biasa, kalau kita lihat dari sisi magnitude-nya, seluruh dunia terjadi pelebaran defisit fiskal yang luar biasa besar," katanya dalam acara Ceremony Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2020, Senin (19/10/2020).

Sri Mulyani mencontohkan, negara-negara di Eropa hampir seluruhnya mengalami kontraksi di atas 20 persen pada kuartal kedua. Kontraksi paling kecil dialami Italia yaitu pada level -17,9 persen, Jerman -11,7 persen. Sementara itu, Spanyol dan Inggris terkontraksi 21,1 persen dan 21,7 persen.

Pada kuartal ketiga, ekonomi Spanyol diproyeksikan masih akan terkontraksi di atas 12 persen, sedangkan Inggris diproyeksikan masih di atas 10 persen.

Di luar Eropa, India yang pada kuartal kedua mengalami kontraksi lebih dari 23 persen, diperkirakan pada kuartal ketiga akan minus 6,6 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Berita Terkait

Kemnaker Pastikan Bantuan Subsidi Upah Cair dalam Waktu Dekat
UMK Kulonprogo Hanya Rp2,3 Juta, Disnaker Berharap Semua Pekerja Dapat BSU
Aturan BSU Sudah Diteken, Pekerja Gaji di Bawah 3,5 Juta Dapat Bantuan Rp600.000
Pemerintah Umumkan Bakal Beri Subsidi Rp600 Ribu untuk 17,3 Juta Pekerja

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  2. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Produksi Kopi Indonesia Masuk Jajaran Lima Besar Dunia
Harga Bahan Pangan Hari Ini Minggu 6 Juni 2025: Cabai Rawit Merah Rp51 Ribu
Cek Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24
Harga Pangan Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, Beras, Cabai, Minyak, hingga Bawang Turun
Jelang Deadline Tarif Trump, Begini Tanggapan Asmindo DIY
Selalu Tepat Waktu Melayani Penerbangan Haji 2025, Lion Air Dapat Pujian dari Menteri Agama
Kementerian ESDM Umumkan Harga Bioetanol Juli Rp10.832 per Liter
PT KAI Daop 6 Yogyakarta Tidak Akan Menoleransi Aksi Pelemparan Kereta Api
Promo Holiday Spesial Juli di Kotta GO Yogyakarta: Liburan Nyaman dan Menyenangkan
Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT TASPEN Persero