Ekbis

Faisal Basri Sebut Ekonomi Indonesia Masih Jauh untuk Pulih, Butuh Waktu hingga 5 Tahun

Penulis: Maria Elena
Tanggal: 17 Juli 2021 - 12:37 WIB
Pakar Ekonomi Faisal Basri memberikan paparan dalam diskusi bertajuk Roadmap Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia, di kantor pusat PLN, Jakarta, Selasa (10/7/2018). - JIBI/Felix Jody Kinarwan

Harianjogja.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 sudah masuk tahun kedua, namun belum ada tanda-tanda akan berakhir. Padahal, ekonomi ikut terkena dampaknya. Ekonom senior Faisal Basri kembali menyoroti kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini.

Menurutnya, dibutuhkan waktu yang lama bagi ekonomi Indonesia untuk bisa pulih ke kondisi sebelum terjadi pandemi Covid-19 jika penanganan pemerintah masih tetap lamban.

“Ini tanda-tanda masih jauh kita dari pulih. Barangkali butuh 3 tahun paling cepat, mungkin 3 sampai 5 tahun kalau melihat situasi seperti ini,” katanya dalam webinar, Jumat (16/7/2021).

Baca juga: Covid-19 Melejit, Ekonom Minta Pemerintah Kesampingkan Pertumbuhan Ekonomi

Faisal menambahkan kondisi ini bisa terjadi jika penanganan pandemi masih tidak terorganisir dengan baik. Di samping itu, perbankan di Tanah Air masih enggan menyalurkan kredit.

Di masa pandemi, dia menilai bank justru lebih banyak menempatkan dananya di surat utang milik negara, ketimbang menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif.

Hal ini tercermin dari porsi pembelian surat utang negara oleh perbankan pada Maret 2021 mencapai 37,9 persen. Sementara pada Maret 2020 lalu, porsi pembelian surat utang negara oleh perbankan hanya mencapai 26,9 persen.

Baca juga: Ekosistem Gojek Terus Dukung Masyarakat Yogyakarta Selama PPKM Darurat

“Uangnya di bank digunakan untuk membeli SBN, bukannya disalurkan ke UMKM, sehingga sekarang pembeli terbanyak surat utang pemerintah itu adalah bank 38 persen,” jelas Faisal Basri.

Di samping itu, Faisal menyampaikan bahwa selama ini pemerintah inkonsisten dalam penanganan Covid-19, terlihat dari kebijakan yang terus berubah-ubah.

"Kalau lihat situasi seperti ini lambat, bertele-tele penanganan pandeminya karena tidak terorganisir. Panglima perangnya ganti-ganti, pakai cara-cara preman dengan nantang-nantang nggak karuan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Berita Terkait

Talkshow Arsip Menyapa, DPAD DIY Dorong Arsip sebagai Sumber Inspirasi dan Pemberdayaan Ekonomi
Ini Komentar Ekonom UMY Soal Pemangkasan Target Pertumbuhan Ekonomi
RI-Malaysia Perlu Perkuat Investasi Intra-ASEAN
Ekonom Jogja Minta Agar Konflik Timur Tengah Jangan Dijadikan Alasan Stagnansi Nasional

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  2. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Kadin DIY Tawarkan Solusi Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global
Pre Order Galaxy Z Fold7 dan Galaxy Z Flip7, Dapatkan Total Benefit hingga Rp8,7 Juta
Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara, Pakar UGM Ingatkan Jangan Sampai Tambah Beban Birokrasi
Wujud Nyata PLN untuk Rakyat, YBM PLN Resmikan Griya Singgah Pasien untuk Dhuafa di Yogyakarta
Menteri Nusron Ajak Alumni PMII Berperan dalam Mewujudkan Keadilan, Pemerataan dan Kesinambungan Ekonomi
Buka Kuliah Umum PPTR, Wamen Ossy Tekankan Tata Kelola Agraria serta Tata Ruang yang Adil dan Berkelanjutan
Rayakan HUT ke-17, Qhomemart Hadirkan Promo Spektakuler dari Diskon hingga Gratis Ongkir se Jawa
Harga Pangan Hari Ini, Cabai Naik Bawang Merah Turun
Jelajahi Kreativitas Lokal dengan Cangkang Laut, Astra Motor Yogyakarta Gelar City Rolling Bersama Honda Scoopy di Cilacap
Suzuki Jogja Gelar Seremoni Penyerahan Perdana Fronx, Apresiasi Kepercayaan Pelanggan