Ekbis

Gantari: The Final Journey to Java, Bukti Kebangkitan Industri Kreatif saat Pandemi

Penulis: Abdul Hamied Razak
Tanggal: 11 Oktober 2021 - 13:57 WIB
Model memeragakan busana dalam gelaran Gantari: The Final Journey to Java yang digelar di area Candi Pramanan, Sabtu (9/10/2021). - Istimewa/LAKON Indonesia

Harianjogja.com, SLEMAN—Gelaran peragaan busana batik bertajuk Gantari: The Final Journey to Java menjadi salah satu bukti kebangkitan industri kreatif Tanah Air di masa pandemi. Gelaran yang digelar di area Candi Prambanan, Sleman, Sabtu (9/10/2021) itu melibatkan lebih dari 1.000 pelaku ekonomi kreatif dari berbagai subsektor.

Gantari: The Final Journey to Java yang merupakan hasil kerja sama antara Kemenparekraf dan LAKON Indonesia bersama dengan Badan Otorita Borobudur dan Jakarta Fashion and Food Festival (JF3).

Acara yang dilaksanakan secara hybrid dengan penonton terbatas serta penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat ini menghadirkan 125 koleksi pakaian siap pakai yang diperagakan oleh 100 orang model.

Koleksi busana yang dihadirkan merupakan kekayaan kain hasil karya tangan pengrajin tradisional berupa batik, jumputan, dan tenun lurik, dengan bahan serat natural yang sangat cocok dengan iklim tropis Indonesia. Semua kain tersebut adalah hasil kerja sama LAKON Indonesia dengan para perajin di Jawa.

Event tersebut dapat menghidupkan kembali geliat industri kreatif di masa pandemi. Selain itu, diharapkan pula mampu membantu dan mendorong pelestarian budaya khususnya tekstil Indonesia yang diwujudkan dalam berbagai rupa,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno melalui rilis, Minggu (10/10/2021).

Selain dihadiri Menparekraf, ajang tersebut juga dihadiri oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo beserta Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya.

"Saya sangat mengapresiasi Gantari yang diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat di pelataran Candi Prambanan yang merupakan salah satu destinasi ikonis," kata Sandiaga.

Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan, BOB, Bisma Jatmika menambahkan gelaran tersebut tidak hanya menjadi ajang apresiasi dan ruang kreasi tetapi sekaligus diharapkan menggerakkan potensi ekonomi dengan semakin terbukanya lapangan kerja.

"Mudah-mudahan keberhasilan penyelenggaraan gelaran busana ini dapat membuka gerak ekonomi dan seiring dengan turunnya level PPKM, lapangan kerja juga semakin terbuka," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Hari Batik Nasional, Komunitas Perempuan Berkebaya Tampil di Malioboro
Pengembangan Destinasi Wisata Purworejo dan Kebumen Disiapkan Satu Paket dengan Borobudur

Video Terbaru

Berita Lainnya

Berita Terbaru Lainnya

Mentan Temukan MinyaKita Dijual di Atas HET
Istana Soroti Lonjakan Harga Telur dan Daging Ayam Jelang 2026
Serapan Pupuk Bersubsidi di DIY Tembus 90 Persen
Emas Antam Terjun Bebas, Harga Turun Rp95.000 per Gram
Harga Cabai Rawit Merah Rp69.750, Telur Ayam Rp33.000
Maknai Natal 2025, BRI Peduli Salurkan Puluhan Ribu Paket Sembako
Harga Emas UBS dan Galeri24 Turun, Cek Update Hari Ini
Harga Cabai Rawit Merah Rp45.000, Telur Rp29.000 per Kg
Harga BBM Pertamina hingga Vivo Stabil Jelang Tahun Baru 2026
Harga Emas Pegadaian Hari Ini Stabil, Antam Termahal