Ekbis

Shopee & Lazada Tutup Akses Impor, Ini Tanggapan Menteri

Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Tanggal: 14 Oktober 2021 - 23:27 WIB
Konsumen tengah membuka situs jual beli online - Bisnis

Harianjogja.com, JAKARTA — Shopee dan Lazada berkomitmen menutup akses impor sejumlah barang strategis untuk pasar Indonesia. Komitmen itu muncul lewat penandatanganan nota kesepahaman antara dua layanan toko daring terbesar itu dengan pemerintah beberapa waktu terakhir. 

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan penandatanganan nota kesepahaman itu buntut dari temuan lebih dari 50 persen barang yang diperdagangkan toko daring belakangan ini berasal dari produk impor. 

“Harus diakui 50 persen lebih barang yang diperdagangkan di e-commerce itu produk impor, kita sudah kerja sama dengan dua crossed border e-commerce Shopee dan Lazada,” kata Teten saat memberi keterangan dalam dalam kegiatan Transformasi UMKM Menuju Ekonomi Digital Era Society 5.0 yang diadakan Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (14/10/2021). 

Shopee, kata Teten, sudah menyatakan komitmen untuk menutup impor 13 kategori barang terutama yang berkaitan dengan pakaian muslim mulai dari hijab, atasan dan bawahan muslim perempuan, gaun, pakaian pria, dan mukena. 

Selain itu, Lazada sepakat untuk menutup impor bagi tiga klaster produk yang relatif besar seperti tekstil atau pakaian, kuliner, dan kriya atau kerajinan. 

“Sudah ada MoU dengan mereka, tolong dicek kalau mereka masih jualan itu ya kita tegur karena kita sudah berkomitmen dengan mereka,” kata dia. 

Langkah itu diambil pemerintah untuk memastikan usaha skala kecil dan menengah (UMKM) dalam negeri tidak terjepit akibat pasokan barang dari luar negeri. 

“Ini sudah sepakat tidak lagi diimpor dari China, ini penting untuk dijaga market digital dalam negeri bukan anti perdagangan bebas tapi untuk melindungi UMKM kita,” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, masuknya barang impor melalui platform lokapasar (marketplace) masih menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku usaha di dalam negeri.

Berkembangnya ekonomi digital yang diikuti peningkatan transaksi lintas batas negara melalui dagang-el disebut menjadi tantangan langsung bagi produsen produk lokal, terutama yang berskala kecil dan menengah. 

Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa transaksi e-commerce sepanjang 2020 mencapai Rp253 triliun dan diperkirakan bisa mencapai Rp337 triliun pada 2021.

Asisten Deputi Ekonomi Digital Kementerian Perekonomian Rizal Edwin Manangsang mengatakan pertumbuhan ini sejalan dengan perubahan perilaku konsumsi masyarakat akibat Covid-19. 

“Memang akibat berkembangnya e-commerce dan pandemi ini kegiatan penjualan barang melalui e-commerce meningkat dan banyak barang luar negeri yang masuk ke Indonesia. Namun pemerintah sudah menyiapkan aturan, misal untuk mencegah masuknya barang-barang dari luar negeri dengan kebijakan de minimis yang baru,” kata Rizal dalam diskusi virtual, Rabu (24/2/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Berita Terkait

Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
Genjot Konsumsi Masyarakat, Pemerintah Pusat Akan Gencarkan Program Diskon Belanja
Begini Cara Mengajukan Klaim Asuransi Produk Apple di Blibli
Paylater Bisa Bikin Impulsif Belanja, Ini Saran Ekonom UGM Kelola Uang Saat Lebaran

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  2. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Hasil Survei LPS: Minat Masyarakat untuk Menabung Meningkat di Juni 2025
Menteri Pertanian Sebut Beras Subsidi Oplosan Beredar di Minimarket
Pusat Data Indonesia Jauh Tertinggal Dibanding Malaysia
DPR Usulkan Ada Sistem Cadangan Darurat Industri Nasional
Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
Gojek Siap Terapkan Kenaikan Tarif Ojek Online
Ini Komentar Ekonom UMY Soal Pemangkasan Target Pertumbuhan Ekonomi
Ekspor DIY Tumbuh 10,57 Persen hingga Mei 2025, Disperindag Sebut 3 Faktor Pendorong
BI DIY Sebut Inflasi pada Juni 2025 Masih Terkendali
Menteri Keuangan Sri Mulyani Memprediksi Pertumbuhan Ekonomi 2025 Sekitar 5 Persen