Ekbis

Pendapatan Operator Seluler Diklaim Menurun, Ini Penyebabnya

Penulis: Leo Dwi Jatmiko
Tanggal: 03 Desember 2021 - 13:27 WIB
Petugas Telkomsel meninjau peningkatan kapasitas jaringan di salah satu BTS di Sumatra Bagian Selatan. istimewa

Harianjogja.com, JAKARTA – Industri telekomunikasi masih dihantui dengan perang tarif yang membuat pendapatan operator dan kualitas layanan masyarakat tidak optimal. 

Pemerintah diharapkan terlibat dalam pengaturan harga untuk industri telekomunikasi yang lebih sehat dan kualitas layanan yang lebih baik di era digital. 

Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam mengatakan setelah lebih dari 1,5 tahun pandemi Covid-19 terjadi, persaingan antaroperator seluler masih sangat intens.

Operator berlomba untuk menghadirkan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya paket data unlimited dengan harga yang terjangkau.

“Namun, [harga yang terjangkau] menunjukkan bahwa kompetisi pasar masih terdorong pada persaingan harga, yang disayangkan tidak mendorong peningkatan kualitas layanan yang berdampak pada penurunan tarif rupiah per megabite,” kata Hendri dalam acara diskusi Akhir Tahun Telekomunikasi, Kamis (2/12/2021).  

Hendri mengatakan perang harga berdampak pada arus kas operator seluler yang rendah, bahkan beberapa ada yang mencatatkan kinerja yang negatif. 

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (Atsi) Ririek Adriansyah mengatakan saat ini tarif layanan di industri telekomunikasi selular persaingan harga masih cukup berat. 

Pemerintah diharapkan dapat terlibat dalam pengaturan harga agar industri menjadi lebih sehat. “Agar persaingan di industri telekomunikasi kemudian menjadi lebih sehat,” kata Ririek. 

Dia menuturkan harga yang terlalu murah secara jangka pendek nampak baik untuk masyarakat, tetapi sebenarnya untuk jangka panjang kurang baik. Tarif murah mengganggu arus keuangan operator yang juga berisiko turunnya kualitas layanan yang diterima masyarakat. 

Sebagai gambaran untuk meningkatkan kualitas layanan operator membutuhkan dukungan permodalan yang kuat. Dampak dari pendapatan yang rendah adalah turunnya kualitas layanan operator seluler. Dalam beberapa hal dikhawatirkan operator tersebut tidak dapat bertahan. 

“Ini yang harus kita cari titik keseimbangan dan pemerintah bisa membuat peraturan yang mengatur harga layanan lebih adil, yang membuat operator dapat menjaga kualitas layanan,” kata Ririek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Berita Terkait

Dukung Event Nasional dan Internasional, XL Axiata Tingkatkan Kualitas Jaringan
Omicron Merebak, Apple Tutup Gerai Terbesar di New York
Sasar Pelajar dan Mahasiswa, AXIS Dukung Vaksinasi Covid-19 di Sumbar

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. CFD Solo Buka Lagi Mulai Minggu 21 April 2024, Ini Cara Ajukan Izin Kegiatan
  2. Keseruan Ski Lot, Tradisi Selancar Lumpur di Pasuruan Meriahkan Lebaran Ketupat
  3. Little Netherland Kota Lama Semarang Paling Banyak Dikunjungi di Lebaran 2024
  4. Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara Imbas Erupsi Gunung Ruang

Berita Terbaru Lainnya

Tak Hanya Indonesia, Apple Berambisi Kuasai Asia Tenggara
3,36 Juta Orang Naik KA, Ini Rute yang Jadi Favorit
Serapan Gabah Saat Panen Raya Masih Rendah, Bulog Blak-blakan Penyebabnya
OJK Setop Kebijakan Restrukturisasi Pembiayaan Covid-19 Sektor PVML
Nilai Tukar Rupiah Melemah Tembus Rp16.176 per Dolar AS, Disperindag DIY: Bisa Dongkrak Ekspor
CEO Apple Ingin Ikut Kembangkan IKN Jadi Smart City
Pemerintah Yakin Konflik Iran-Israel Tak Ganggu Cadangan BBM Nasional
CEO Microsoft Disebut Bakal ke Indonesia Bahas Investasi, Menkominfo: Akhir Bulan Ini
Wisata DIY Lesu, Ini Saran Asita untuk Perbaikan Sektor Pariwisata
Pagi Ini CEO Apple ke Istana Negara Bicarakan Investasi dengan Presiden Jokowi