Ekbis

Kalahkan Google dan Microsoft, Apple Jadi Perusahaan Pertama di Dunia Bernilai Rp43.000 Triliun

Penulis: Newswire
Tanggal: 05 Januari 2022 - 01:47 WIB
Ilustrasi Apple iOS 11.3 - JIBI/Ist/Apple.com

Harianjogja.com, JAKARTA - Perusahaan raksasa teknologi Apple Inc mencapai tonggak sejarah menjadi perusahaan pertama dengan valuasi senilai USD3 triliun atau setara Rp42.900 triliun (kurs Rp14.300 per USD).

Mengutip CNN, Selasa (4/1/2022), Saham Apple (AAPL) naik sekitar 1% dalam perdagangan premarket pada Senin menjadi sekitar USD181,75. Saham perlu mencapai USD182,85 agar Apple melampaui angka USD3 triliun. Pada Agustus 2018 nilai pasar Apple pertama kali melewati ambang USD1 triliun dan melewati USD2 triliun pada Agustus 2020.

Saham Apple ditutup naik USD4,44 atau 2,5%, menjadi USD182,01, sehingga kapitalisasi pasarnya saat ini tercatat berada di angka USD2,99 triliun. Di tahun ini saham Apple naik lebih dari 35%. Perusahaan telah diuntungkan dari meningkatnya permintaan untuk iPhone 13 terbaru dan model lama lainnya serta layanan berlangganan seperti Apple Music, Apple TV+, iCloud, dan App Store yang populer. Kenaikan disebabkan penjualan melonjak hampir 30% menjadi lebih dari USD83 miliar pada kuartal terbaru Apple, yang berakhir bulan September lalu. Perusahaan ini juga memiliki pendapatan uang tunai senilai USD191 miliar. Tapi tak berselang lama, Apple mungkin akan memiliki beberapa pesaing perusahaan di klub USD3 triliun. Diketahui, Microsoft (MSFT) bernilai sekitar USD2,6 triliun dan nilai pasar pemilik Google Alphabet (GOOGL) sekitar USD2 triliun. Kemudian, Amazon (AMZN) yang memiliki kapitalisasi pasar USD1,7 triliun, dan Tesla (TSLA) milik Elon Musk senilai USD1 triliun

Melansir Bloomberg, Apple sangat rentan terhadap salah satu kekhawatiran ekonomi makro terbesar untuk 2022, yakni inflasi. Tidak seperti perusahaan perangkat lunak dan internet, bisnis utama perusahaan melibatkan penjualan produk perangkat keras fisik. Hal ini berarti jika upah, pengiriman dan biaya bahan baku terus naik, profitabilitas Apple akan berkerut. Sebab, iPhone dan Mac dijual dengan harga tinggi dibandingkan dengan pesaing mereka, perusahaan memiliki kemampuan terbatas untuk menaikkan harga lebih jauh.

Banyak konsumen dapat dengan mudah menunda pembelian smartphone seharga USD1.000 dengan mempertahankan iPhone lebih lama. Di luar faktor ekonomi eksternal, prospek Apple diragukan telah meningkat secara dramatis untuk membenarkan reli terbaru. Pada akhir Oktober, raksasa teknologi itu meleset dari ekspektasi penjualan analis untuk tiga bulan yang berakhir pada September. Laporan terbaru menunjukkan tahun ini tidak terlihat jauh lebih baik. Akhir November di sebuah konferensi investor, kepala bisnis nirkabel AT&T Inc. mengatakan dia memperkirakan pertumbuhan pelanggan tidak akan sekuat pada 2022. Itu bukan pertanda baik bagi Apple, untuk dihari berikutnya, Kemudian ada penilaian, Apple tidak murah. Saham diperdagangkan sekitar 30 kali perkiraan pendapatan tahun fiskal 2022, yang lebih dari 50% di atas rata-rata historis lima tahun. Sementara rasio itu mirip dengan induk Google Alphabet Inc. dan Microsoft Corp, raksasa teknologi lainnya diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang lebih signifikan di tahun mendatang. Analis memperkirakan pertumbuhan penjualan Apple akan melambat secara dramatis dari 33% untuk tahun fiskal 2021 menjadi 4% pada tahun fiskal saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Harga Perak Hari Ini Turun Lagi setelah Sentuh Rekor Tertinggi
Hadir Luring dan Daring, Doku Travel Fest 2025 Perluas Kolaborasi Merchant-Partner
Kini Hadir Sobo Kitchen and Space, Titik Temu Baru untuk Semua Kalangan di Kompleks JEC
Certified Live Host Program Diluncurkan, Bantu Bentuk Generasi Baru Kreator Digital

Video Terbaru

Berita Lainnya

Berita Terbaru Lainnya

Bulog DIY Pastikan Harga Beras Stabil Jelang Tahun Baru 2026
HPE Konsentrat Tembaga dan Emas Naik Awal Januari 2026
Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp65.300 per Kg, Telur Ayam Rp32.950
BRI Hadirkan Program Healing untuk Anak Terdampak Banjir di Sumatra
Update Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri24 Merosot, Antam Stagnan
Libur Nataru, Kunjungan Mal di DIY Naik 20 Persen, Ini Pemicunya
Kebocoran Data, Coupang Siapkan Kompensasi Rp19 Triliun tapi Dikritik
Serapan APBN DIY 2025 Ditargetkan 95 Persen
Kebutuhan Garam Industri 2026 Ditetapkan, Impor Diperketat
Sepanjang 2025, IHSG Pecahkan Rekor Tertinggi 24 Kali