Ekbis

Harga BBM Pertalite Bakal Naik, Ekonom Ingatkan Risiko Ini

Penulis: Ni Luh Anggela
Tanggal: 21 Agustus 2022 - 18:37 WIB
Ilustrasi. - Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Harianogja.com, JAKARTA — Pemerintah diminta untuk mencermati dengan baik mengenai rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis subsidi, terutama pertalite.

Pasalnya, naiknya harga BBM dapat menyebabkan daya beli masyarakat turun tajam sehingga dapat mengganggu pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyampaikan, kondisi masyarakat saat ini belum siap menghadapi kenaikan harga BBM. Apalagi, setelah inflasi bahan pangan (volatile food) secara tahunan hampir menyentuh 11% (year-on-year/yoy) pada Juli 2022.

BACA JUGA: Sinyal Harga BBM Naik Makin Kuat, Pemerintah Susun Skema Penyesuaian Harga

Bhima menuturkan, masyarakat kelas menengah yang rentan mungkin sebelumnya mampu membeli Pertamax. Namun dengan naiknya harga Pertamax beberapa waktu lalu telah membuat mereka ramai-ramai bermigrasi ke Pertalite.

Jika harga pertalite juga ikut naik, maka kelas menengah akan mengorbankan belanja lainnya sehingga dapat berimbas kepada hal-hal lain seperti serapan tenaga kerja.

"Yang tadinya bisa belanja baju, mau beli rumah lewat KPR, hingga sisihkan uang untuk memulai usaha baru, akhirnya tergerus untuk beli bensin. Imbasnya apa? Permintaan industri manufaktur bisa terpukul, serapan tenaga kerja bisa terganggu. Dan target-target pemulihan ekonomi pemerintah bisa buyar," kata Bhima, Minggu (21/8/2022).

Lebih lanjut dia menuturkan, jika inflasi menembus angka yang terlalu tinggi dan serapan tenaga kerja terganggu, Indonesia bisa menyusul negara lain yang masuk fase stagflasi.

Akibatnya, pemulihan ekonomi yang selama ini tengah berjalan dapat terganggu akibat daya beli turun tajam. Dihubungi terpisah, Ekonom  PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Faisal Rachman menyampaikan adanya kenaikan harga BBM sudah pasti dapat menekan pertumbuhan ekonomi.

Pasalnya, konsumsi masyarakat yang merupakan mesin utama pertumbuhan akan terdampak. Namun, menurut dia, perlu dilihat dulu berapa besar kenaikan harga BBM.

"Jika tidak terlalu besar dan kebijakan itu juga diiringi dengan tambahan bansos [bantuan sosial] dan program kebijakan yang produktif, maka dampaknya bisa minim. Jadi masih perlu tunggu sampai diumumkan dulu dampak ekonominya bagaimana," katanya Minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Berita Terkait

Polisi Bongkar Distribusi BBM Ilegal di Demak, 2 Orang Ditangkap
Selain Pertamax, BBM Non Subsidi Naik per 1 November 2024, Pertamina Tawarkan Promo Ini
Harga BBM Shell Ikut Naik per 1 November 2024, Ini Daftar Lengkapnya
Harga BBM Pertamina Non Subsidi Naik per 1 November 2024, Ini Daftarnya

Video Terbaru

Berita Lainnya

Berita Terbaru Lainnya

Road to Hakordia, Stan Inspektorat DIY Hadir di Jogja Ekraf Week 2024
Bea Cukai DIY Sebut Hampir Semua Stakeholder Sepakti Penerapan Cukai Minuman Berpemanis
Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
Prabowo Raih Komitmen Investasi 8,5 Miliar Dolar AS dari Lawatannya ke Inggris
Sah! Maya Watono Jabat Direktur Utama Holding BUMN InJourney, Berikut Profilnya
Harga Bitcoin Pecah Rekor, Investor Diminta Berhati-hati Titipkan Dana Investasinya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Capai 4,7 hingga 4,9 Persen di 2025
OJK: KUR Tidak Termasuk Utang Macet yang Bisa Dihapus
Menko Bidang Pangan Sebut Ada Rencana Setop Impor Beras Tahun Depan
GATF Kembali Digelar di Jakarta, Hadirkan Lebih dari 500 Ribu Kursi dengan Harga Terjangkau