Advertisement

KABAR LANUD ADISUTJIPTO : Melatih Kepekaan Melalui Latihan Terbang Malam

Sunartono
Kamis, 27 November 2014 - 18:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
KABAR LANUD ADISUTJIPTO : Melatih Kepekaan Melalui Latihan Terbang Malam Sebuah pesawat latih T-34 Charlie yang dipiloti siswa Sekbang TNI AU meninggalkan shelter untuk bersiap airborne di landasan Bandara Adisutjipto dalam latihan terbang malam, Senin (24/11/2014). (JIBI/Harian Jogja - Humas Sekbang TNI AU)

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Selama tiga malam terakhir, hingga tiga pekan ke depan, sejumlah warga DIY di kawasan tertentu mungkin sedikit terganggu dengan suara pesawat di malam hari. Apa sebenarnya yang terjadi? .

Sebuah pesan singkat diterima Harianjogja.com dari seorang warga Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman Senin (24/11/2014) malam sekitar pukul 22.20 WIB. Pesan itu menginformasikan sekaligus menanyakan perihal suara pesawat yang melintas di atas rumah warga di malam hari secara terus menerus.

Advertisement

Kawasan langit di atas wilayah Kalasan memang kerap menjadi titik holding point atau kawasan menunggu bagi pesawat latih untuk persiapan landing dari sisi barat Bandara Adisutjipto.

"Ada pesawat yang melintas berkali-kali, suaranya keras sekali tidak seperti biasanya, apalagi jam segini, ada apa?," tanya warga itu dengan penuh rasa penasaran.

Malam itu memang berkali-kali terdengar suara pesawat di udara seperti layaknya pagi hari, terutama saat siswa Sekolah Penerbang (Sekbang) TNI AU Lanud Adisutjipto berlatih. Suara pesawat di tengah malam itu akan dapat didengarkan warga Jogja hingga tiga pekan ke depan. Saat ini, sebanyak 29 siswa Sekbang TNI AU Lanud Adisutjipto tengah mengikuti latihan terbang malam menggunakan pesawat latih T-34 Charlie. Siswa Sekbang Angkatan 87 itu wajib mengikuti terbang malam selama 18 hari hingga 18 Desember 2014 mendatang.

"Kami mohon maaf kepada masyarakat Jogja dan sekitarnya atas ketidaknyamanan saat malam hari, dengan deru pesawat TNI AU. Terbang malam ini tujuannya untuk mengabdi kepada bangsa dan negara yaitu Indonesia yang kita cintai bersama. Siswa Sekbang belajar untuk siap di segala kondisi," ungkap Danlanud Adisutjipto, Marsma TNI Yadi I. Sutanandika, saat dikonfirmasi Rabu (26/11/2014).

Pada latihan terbang malam, tiap siswa akan mendapat kesempatan waktu sekitar sembilan jam 40 menit yang terbagi dalam 10 sorti. Latihan ini merupakan bagian dari rangkaian materi pendidikan wajib bagi siswa Sekbang.

Jika gagal pada terbang malam, maka proses pendidikan selanjutnya siswa akan terganggu. Terbang malam sangat berbeda dengan siang hari, terutama melatih kepekaan pilot terhadap cahaya. Selain itu, terbang malam juga memiliki tingkat risiko yang tinggi. Apalagi dalam beberapa hari terakhir, hujan deras mengguyur DIY, sehingga saat take off dan landing harus cepat, tepat tidak boleh salah perhitungan. Tantangan terberatnya selain cuaca adalah traffic bandara.

"Untuk perbandingan terbang malam mengunakan 40 persen visual dan 60 persen instrumen, sedangkan pada siang sebaliknya," ungkap Komandan Skuadron Pendidikan 102, Letkol Pnb Fery Yunaldi.

Terbang malam digelar untuk meningkatkan skill calon penerbang, agar mereka siap dalam segala kondisi. Karena selain kesiapan alutsista (alat utama sistem senjata) harus didukung dengan kemampuan sumber daya manusia dalam hal ini penerbang dan ground crew.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement