Advertisement
DEMAM BERDARAH : 4 Warga Sleman Meninggal karena DBD
Advertisement
Demam berdarah masih mengancam warga Sleman. Sudah ada empat warga yang meninggal karena aksus tersebut
Harianjogja.com, SLEMAN—Pengendalian penyakit demam berdarah degue (DBD) masih masuk program prioritas Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman. Pasalnya, hingga Rabu (11/3/2015) kemarin, telah tercatat 205 kasus DBD dengan korban meninggal empat orang.
Advertisement
Kepala Dinkes Sleman, Mafilindati Nuraini menyampaikan, salah satu faktor yang memengaruhi tingginya kasus DBD adalah kondisi cuaca pada musim hujan. Banyak genangan air yang berpotensi jadi tempat perindukan nyamuk aedes aegypti.
“Kondisi itu akan rawan jika ditambah dengan perilaku masyarakat yang kurang memperhatian perilaku hidup bersih dan sehat,” katanya saat dikonfirmasi Minggu (15/3/2015).
Lonjakan kasus DBD diperkirakan masih akan terjadi hingga April 2015 nanti. Dinkes Sleman mengantisipasinya dengan membuat surat edaran tentang kewaspadaan dini terhadap kemungkinan kejadian luar biasa (KLB) DBD kepada para camat dan fasilitas pelayanan kesehatan.
“Kami juga meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat terkait pemberantasan sarang nyamuk dan gerakan 3M plus,” ujar dokter yang akrab disapa Linda itu.
Linda menambahkan, Dinkes Sleman juga mengaktifkan tim dari kelompok kerja operasional (pokjanal) DBD tingkat kabupaten dan kecamatan untuk melakukan monitoring dan pemantauan jentik secara berkala.
“Kami juga siap memberikan larvasida, fogging, dan penyelidikan melakukan penyelidikan epidemiologi setelah menerima laporan kejadian DBD,” paparnya.
Sementara itu, pemantauan jentik yang dipimpin Bupati Sleman Sri Purnomo di Pogung, Sinduadi, Mlati, Sleman, pada Jumat (13/3/2015) lalu, dilakukan di tiga titik, yaitu Pogung Kidul, Pogung Rejo, dan Pogung Dalangan.
Hasilnya, dari 119 rumah yang diperiksa, 44 rumah di antaranya positif terdapat jentik. Dengan begitu, angka bebas jentik (ABJ) di sana hanya 64,7%, jauh dari target normal 95%.
“Rendahnya ABJ adalah bentuk dari kelengahan. Semua warga harus rutin menguras bak mandi minimal dua kali seminggu. Amati juga tempat air lain, seperti kulkas, pot bunga, ban bekas, dan benda lain yang bisa jadi tempat genangan air,” kata Sri Purnomo.
Masyarakat diminta terus meningkatkan kewaspadaan. Jika ada keluarga yang mendadak demam tinggi, sebaiknya segera diperiksakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Kasus Duel Tukang Angon Bebek di Klaten, Warga Demo Minta Tersangka Dibebaskan
- Sadis! Ini Hasil Autopsi Pengusaha Tembaga Boyolali yang Dibunuh Teman Sendiri
- Perluas Jejaring Internasional, Tim UIN Salatiga Kunjungan Resmi ke Filipina
- Pembunuhan Pengusaha Tembaga Boyolali: Pelaku Warga Sragen dan Kenal Korban
Berita Pilihan
Advertisement
Gobel Minta Jepang Ajari Smart Farming kepada Petani Muda Indonesia
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pelaku UMKM Kuliner di DIY Diedukasi Mengurus Sertifikasi Halal
- Eko Suwanto Desak Pemda Sediakan Anggaran Memadai untuk Wujudkan Kelurahan dan Kampung Tangguh Bencana
- Harga Tiket Rp20.000, Begini Cara Membeli Tiket KA Bandara YIA
- Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Minggu 5 Mei 2024
- Jadwal KRL Solo-Jogja dari Stasiun Balapan Solo, Minggu 5 Mei 2024
Advertisement
Advertisement