Advertisement
TRADISI KULONPROGO : Kirab Taruban Disambut Ribuan Warga
Advertisement
Tradisi Kulonprogo berupa Kirab Taruban menarik perhatian masyarakat.
Harianjogja.com, KULONPROGO - Barisan prajurit Kertoyudan dan prajurit Ringgojayan mengiringi kirab budaya merti desa di Dusun Taruban, Desa Tuksono, Sentolo. Ribuan warga tumpah ruah menyambut arak-arakan gunungan dan sebuah ogoh-ogoh raksasa, Minggu (10/5/2015).
Advertisement
Upacara adat ini merupakan ungkapan rasa syukur warga atas melimpahnya hasil panen. Maka tak heran, jika tradisi ini digelar usai panen raya pada musim hujan pertama. Warga pun antusias menyambut acara tersebut dengan penuh suka cita.
Salah satu pemangku adat setempat, Zainuri mengungkapkan, acara merti desa itu merupakan kegiatan rutin yang digelar warga Dusun Taruban setiap tahunnya. Dia mengatakan, tidak hanya kirab budaya, di malam sebelumnya, warga juga menggelar doa bersama. Pertunjukan seni tarian tayub juga digelar menghibur warga semalam suntuk di rumah kepala dukuh setempat.
"Acara ini kami lakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas kenikmatan yang telah diberikan. Kami juga memohon kepada Allah, agar seluruh warga diberikan kesehatan dan kesejahteraan," ujar Zainuri.
Kirab membawa serta gunungan yang berisi berbagai hasil bumi. Acara tersebut setidaknya dimeriahkan sekitar 22 kelompok seni. Di mana iring-iringan terdiri dari prajurit rakyat, hingga para pemain jathilan reog, pemain rebana dan para penari lainnya.
Kirab keliling kampung itu kemudian menuju ke sebuah sendang dan petilasan Jaka Tarub. Beberapa warga membawa air dari sendang, lalu dilanjutkan doa di makam petilasan tersebut. Acara ritual pengambilan air atau luaran itu, adalah acara yang sudah turun temurun dilakukan.
"Bahkan, warga. Dari berbagai daerah percaya, sendang ini adalah tempat yang mustajab untuk memanjatkan doa dan memohon sesuatu. Jika terkabul, mereka harus melakukan ritual ngluari ujar atau syukuran," papar Zainuri.
Wasiyem, 55, salah satu warga setempat mengaku, ritual adat ini adalah ungkapan syukur. Dia mengatakan, hasil panen kali ini berhasil dengan baik. Hasil panen pun melimpah, sehingga ungkapan syukur kepada Tuhan harus dilakukan.
"Ini suka cita kami karena panen berhasil. Acara ini juga sebagai bentuk nguri-uri kabudayan, tujuannya, agar generasi muda juga bisa mengenal budayanya," imbuh Wasiyem.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Polisi Gerak Cepat, Pembunuh Pengusaha Tembaga Boyolali Tertangkap di Solo
- Prakiraan Cuaca Sragen Hari Ini Minggu 5 Mei, Waspadai Awan Tebal di Sore Hari
- Cerah Berawan dari Pagi sampai Siang, Cek Prakiraan Cuaca Boyolali Minggu 5 Mei
- Banyak Cerah Berawan dan Suhu Panas, Cek Prakiraan Cuaca Klaten Minggu 5 Mei
Berita Pilihan
Advertisement
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Karyawan Ucapkan Selamat Tinggal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harian Jogja Online, Sabtu 4 Mei 2024, Rencana Sultan Bentuk Dinas Baru hingga Kinerja Buruk Anggota Panwascam
- Hore! PT KCI Buka Peluang KRL Jogja-Solo Bisa Sampai Madiun
- Libur Akhir Pekan Mau Keliling Jogja, Cek Jalur Bus Trans Jogja dan Titik Rutenya di Sini
- Hanum, Putri Amien Rais Mendaftar Balon Wali Kota Jogja Lewat PKB
- Info Stok dan Jadwal Donor Darah di DIY Hari Ini 4 Mei 2024
Advertisement
Advertisement