Advertisement
PRODUKSI PADI KULONPROGO : Terapkan Tanam Jajar Legowo, Produksi Padi Meningkat
Advertisement
Produksi padi Kulonprogo meningkat setelah petani menerapkan sistem tanam jajar legowo
Harianjogja.com, KULONPROGO- Produktivitas panen padi di Desa Pleret Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan signifikan dari 9,7 ton per hektare menjadi 11,08 ton per hektare gabah kering panen pada 2015.
Advertisement
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Rabu, mengatakan peningkatan produktivitas dikarenakan petani menerapkan "tanam jajar legowo" (Tajarwo).
"Produktivitas ubinan rata-rata 6,9 kilogram, kalau dikonfersi sebanyak 11,08 ton per hektare gabah kering panen [GKP]," kata Bambang saat Panen Raya GPTT Kelompok Tani Wonorejo, baru-baru ini.
Ia mengatakan pada Desember 2015, luas lahan yang panen seluas 5.000 hektare, seluas 1.045 hektare di Kecamatan Panjatan. Luas lahan di Desa Pleret Kecamatan Panjatan sendiri yang memasuki masa panen seluas 39 hektare.
Produktivitas padi di Desa Pleret sangat luar biasa karena petani mematuhi pola tanam dan menerapkan Gerakan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPTT).
"Kedepan, petani menerapkan Tajarwo 4:1 dengan sisipan supaya hasilnya lebih optimal," tuturnya, seperti dikutip dari Antara.
Bambang mengatakan pada awal masa taman, tanaman padi di Kulonprogo terserang organisme penggangu tanaman (OPT). Namun dengan peraturan bupati tentang pola tanam, OPT cepat diberantas.
"Pada masa tanam satu golongan satu, sebagian terserang OPT, tapi dapat dikendalikan," ucapnya.
Kepala Desa Pleret Widiyatna mengatakan berdasarkan ubinan tertinggi di Desa Pleret sebanyak 7,93 kg kalau dikonfersi menjadi 12,68 hektare GKP.
"Produksi rata-rata di Desa Pleret 6,9 per ubin atau 11,08 ton per hektare. Tingginya produksi padi di Desa Pleret tidak terlepas dari kerja sama berbagai intansi," ujarnya.
Kepala KP4K Maman Sugiri mengatakan rata-rata produktivitas padi tingkat kabupaten 6,4 ton per hektare GKP. Target peningkatan produksi 0,711 ton per hektare.
"Kenaikan produksi padi di Desa Pleret sangat signifikan karena menerapkan teknologi GPTT," imbuh Maman.
Ia mengatakan petani di Desa Pleret sudah menerapkan 100 persen tajarwo, namun belum menerapoan tajarwo sisipan. "GPTT dengan tajarwo sisipan akan meningkatkan kesehatan tanaman, dan hasil panen akan meningkat," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Karyawan Ucapkan Selamat Tinggal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harian Jogja Online, Sabtu 4 Mei 2024, Rencana Sultan Bentuk Dinas Baru hingga Kinerja Buruk Anggota Panwascam
- Hore! PT KCI Buka Peluang KRL Jogja-Solo Bisa Sampai Madiun
- Libur Akhir Pekan Mau Keliling Jogja, Cek Jalur Bus Trans Jogja dan Titik Rutenya di Sini
- Hanum, Putri Amien Rais Mendaftar Balon Wali Kota Jogja Lewat PKB
- Cuaca di Jogja Sabtu 4 Mei 2024 Cerah Berawan, Cocok Liburan Akhir Pekan Ini di Jogja dan Sekitarnya
Advertisement
Advertisement