Advertisement
PENELITIAN TERBARU : Barongsai Kini Sebagai Simbol Keberagaman
Advertisement
Penelitian terbaru ini mengenai pertunjukkan barongsai.
Harianjogja.com, SLEMAN– Pencabutan Inpres No. 14 Tahun 1967 oleh mantan Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2000 menunjukkan keberagaman.
Advertisement
Tradisi Barongsai, saat ini sangat begitu populer di kota Surabaya. Dalam setiap kegiatan, tradisi ini senantisasi muncul. Tidak lagi sebatas pada perayaan Tahun Baru Imlek, tetapi berbagi acara besar lain dan dilakukan pegiat Barongsai yang umumnya orang-orang warga Tionghoa muslim Surabaya.
Menurut Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Moch, Choirul Arif, di masa Orde Baru, pelakon Barongsai didominasi oleh warga Tionghoa yang beragama Konghucu dan Buddha, setelah reformasi di tahun 2000, pelaku Barongsai berganti dengan pelakon beretnis Jawa dan Madura beragama Islam atau Kristen.
“Pertunjukan Barongsai dengan mudah ditemui di berbagai acara di Surabaya,” Kata Chorul dalam ujian terbuka promosi doktor di sekolah Pascasarjana UGM, Jumat (29/1/2016) seperti dikutip dari rilis yang Harianjogja.com, terima.
Barongsai di Surabaya, kata Choirul, menjadi komoditas yang digunakan untuk memperoleh keuntungan oleh pegiatnya. Bahkan geliat pertunjukan Barongsai di Surabaya mampu menarik para pemilik modal, Pemkot Surabaya, pemegang otoritas budaya tionghoa, dan pemiliki sasana Barongsai yang menjadikan Barongsai di kota Suabaya sebagai salah satu daya tarik wisata.
Meski begitu, kemunculan Barongsai menurut Choruil tidak serta merta muncul, tetapi mengalami proses negosisasi budaya etnik melibatkan banyak pihak dan kepentingan.
“Proses ini tidak hanya melibatkan kalangan elit warga Tionghoa Surabaya namun pihak lain dan kalangan akar rumput yang menjadi pelaku utama dari pertunjukan Barongsai,” terangnya.
Kemunculan Barongsai di ranah publik bagi warga Tionghoa Surabaya dianggap sebagai simbol kebebasan serta menjaga tradisi budaya di tengah menurunnnya animo anak muda warga Tonghoa pada tradisi Barongsai dan makin berkurangnya pegiat Barongsai.
Kerja kreatif agen dan pegiat Barongsai di Surabaya menurut Choriul juga mampu mengkonstruksi peran baru Barongsai.
“Melalui peran baru tersebut diharapkan tercipta ruang kemungkinan dalam menjamin keberlangsungan tradisi Barongsai sebagai bagian dari warisan budaya leluhur,” terangnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Direktur Program Trans 7 Ramaikan Bursa Pilkada Gunungkidul 2024
- Termasuk Claudia Scheunemann, Ini 23 Pemain Garuda Pertiwi di AFC Women's Cup
- Diantar Puluhan Pendukung, Roy Saputra Ambil Formulir Pendaftaran Cawawali Solo
- Selamat! Ipswich Town Promosi ke Premier League, Foto Elkan Baggott Terpampang
Berita Pilihan
Advertisement
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Karyawan Ucapkan Selamat Tinggal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Berangkat dari Palur, Sabtu 4 Mei 2024
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Sabtu 4 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Akhir Pekan Ini, Sabtu 4 Mei 2024, Cek di Sini
- Tarif dan Jadwal Keberangkatan Bus Damri Jogja-Bandara YIA, Sabtu 4 Mei 2024
- Top 7 News Harian Jogja Online, Sabtu 4 Mei 2024, Rencana Sultan Bentuk Dinas Baru hingga Kinerja Buruk Anggota Panwascam
Advertisement
Advertisement