Advertisement
TIONGHOA JOGJA : Sebanyak 60% Rumah Peranakan Masih Utuh
Advertisement
Tionghoa Jogja masih mempertahankan bangunan lawas.
Harianjogja.com, JOGJA—Sebuah gerbang yang kental dengan nuansa dan gaya Tiongkok menjadi penyambut begitu memasuki wilayah Ketandan, Jogja. Ketandan merupakan wilayah keturunan Tionghoa peranakan yang masih terjaga sampai saat ini.
Advertisement
Keberadaan kampung sudah sejak 240-an tahun lalu. Bangunan khas Tiongkok terutama rumah bisa ditemui di area Ketandan dan sekitarnya. Namun, jumlah rumah bergaya Tiongkok yang bisa dijumpai saat ini sudah tidak sebanyak dulu.
“Kira-kira jumlah yang masih utuh sekitar 60 persen atau 30-an rumah,” ujar Ketua RW 05 Ketandan yang juga pengurus di Jogja Chinese Art and Culture Center (JCACC), Tjundaka Prabawa kepada Harianjogja.com ketika ditemui di Ketandan, Jogja, Rabu (10/2/2016).
Kondisi rumah-rumah tersebut sudah banyak yang tidak terawat. Hanya sebagian bangunan tang terlihat cukup baik. Usia bangunan yang lama membuat kepemilikan berganti-ganti. Keturuan saat ini banyak yang tidak mengetahui sejarah dari rumah yang mereka tinggali. Hanya beberapa rumah yang terlihat bagian atapnya masih asli berbentuk pelana kuda. Sebagian rumah kepemilikannya sudah berpindah tangan karena dijual untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Sayangnya, satu rumah rumah yang sudah diratakan dengan tanah merupakan rumah terpenting di DIY bahkan di Indonesia. Rumah itu milik Kapitan Tan Jin Sing yang merupakan bupati masa pemerintahan Sri Sultan HB III. Tan Jin Sing memiliki gelar Kanjeng Raden Tumenggung Secodiningrat. Rumah itu merupakan cikal bakal rumah-rumah yang ada saat ini.
Bagian depan rumah yang bergaya Tiongkok, Eropa, dan Jawa ini sudah rata dengan tanah untuk keperluan pembangunan hotel. Saat ini, hanya tersisa bagian belakang dari rumah yang penuh nilai sejarah itu. Di dalam rumah itu pula, Dr Yap dilahirkan.
Ini Sejarah Rumah Kapitan Tan Jin Sing
Bangunan bersejarah itu dibangun hampir bersamaan dengan dibangunnya Pura Pakualaman. Selang waktunya hanya satu bulan. Kabarnya, bagian belakang rumah tersebut akan diselematkan oleh Pemerintah. Tan Jin Sing merupakan keturunan dari seorang Demang Kalibeber di Wonosobo dari garis ayah dan garis ibu merupakan keturunan Amangkurat Raden Ayu Patrawijaya. Tan Jin Sing lahir menjadi seorang anak yang cerdas yang mampu menguasai beberapa bahasa seperti Hokian, Inggris, Jawa halus, dan Belanda.
[caption id="attachment_690369" align="alignright" width="370"]http://images.harianjogja.com/2016/02/tjundaka.jpg">http://images.harianjogja.com/2016/02/tjundaka-370x247.jpg" alt="Tjundaka (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)" width="370" height="247" /> Tjundaka (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)[/caption]
Saat Tan Jin Sing masih bayi, ayahnya Demang Kalibeber meninggal dunia. Karena kondisi sedang sulit, ia pun diasuh oleh sudagar Tionghoa bernama Oie The Long. Nama itu ia dapat dari Oie The Long karena Tan Jin Sing memiliki wajah yang tampan, putih, mata lebar. Kemudian, ibu angkat Tan Jin Sing meninggal dan Oie The Long meminta Raden Ayu Patrawijaya untuk mengasuh Tan Jin Sing. Dari seringnya bertemu, Oie The Long jatuh cinta dengan Raden Ayu Patrawijaya dan keduanya akhirnya menikah. Setelah 12 tahun menikah, Raden Ayu Patrawijaya meninggal. Sebelum meninggal, ia mengatakan ke Tan Jin Sing jika dialah ibu kandungnya.
Sementara, nama Ketandan berasal dari kata Tondo yang merupakan satu kepangkatan petugas pajak. Ia bertugas menarik pajak orang Tionghoa di Jogja untuk diserahkan ke Kraton Jogja. Petugas itu tinggal di wilayah Ketandan. Kata Tondo itulah yang menjadi cikal bakal nama Kampung Ketandan.
Tjudaka mengatakan, ada upaya untuk melestarikan kebudayaan dan warisan leluhur yang digarap JCACC. Mereka ingin mengenalkan warisan budaya itu kepada generasi muda dan masyarakat. Kebudayaan yang ada saat ini bukanlah murni dari Tiongkok namun sudah mengalami proses akulturasi.
“Rencananya, kami ingin membuat museum Secodiningrat,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Pelatih Masih Yakin Garuda Pertiwi Berprestasi di Piala Asia Putri U-17
- Piala Asia Putri U-17: Jepang Tekuk Thailand 4-0, China Kandaskan Australia 3-0
- Persija Tolak Berlaga di Turnamen ACC, Pilih Fokus Siapkan Tim untuk Liga 1
- Kena Pasal Berlapis, Pembunuh Pengusaha Tembaga Boyolali Terancam Hukuman Mati
Berita Pilihan
Advertisement
Gugatan Kubu Pontjo Sutowo Ditolak PTUN, Penyegelan Hotel Sultan Sah
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Selasa 7 Mei 2024, dari Stasiun Tugu hingga Maguwo
- Jadwal KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur Hari Ini, Selasa 7 Mei 2024
- Jadwal Lengkap KA Prameks Jogja Kutoarjo, Keberangkatan Selasa 7 Mei 2024
- Jadwal Pemadaman Listrik Hari Ini Selasa 7 Mei 2024: Giliran Sleman, Bantul, dan Gunungkidul
- Prakiraan Cuaca Seluruh Wilayah DIY Cerah Berawan Hari Ini, Cocok untuk Piknik
Advertisement
Advertisement