Advertisement
PESAWAT JATUH : Ivy Ingin Persembahkan Bintang Untuk Keluarga
Advertisement
Pesawat jatuh meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan sahabat korban.
Harianjogja.com, JOGJA-Ivy Safatilah, pilot pesawat latih tempur Super Tucano TT-3108 yang wafat dalam kecelakaan di Malang Jawa Timur, meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan sahabatnya, tak kecuali kedua orang tuanya.
Advertisement
Ayah Ivy, Faisal Rozi mengungkapkan anak kedua dari tiga saudaranya itu berkali-kali mengutarakan keinginannya untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara melalui tugasnya di TNI Angkatan Udara. Bahkan Ivy ingin mempersembahkan pangkat bintang jenderal untuk keluarganya.
"Dia ingin persembahkan bintang untuk keluarga," ungkap Faisal usai pemakaman Ivy Safatilah di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara, Kamis (11/2/2016).
Namun sebelum keinginannya itu tercapai, Ivy meninggal dunia. Alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) Adisutjipto 2000 lalu itu gugur dalam pesawat Super Tucano yang dipilotinya, Rabu (10/2/2016) di Malang.
Faisal mengatakan, Ivy sejak kecil memang bercita-cita ingin menjadi tentara Angkatan Darat, namun akhirnya masuk AAU dan lulus pada 2000 lalu dengan nilai baik. Dalam keluarga, Ivy satu-satunya menjadi TNI, sementara kakak dan adiknya bekerja di perusahaan swasta.
Faisal mendengar kabar pesawat yang dipiloti anaknya itu pada Rabu siang. Namun, saat akan berangkat pada Rabu malam dari Tuban, Jawa Timur, menuju Malang, ia dikabari pihak Pangkalan Udara Abdu Rohman Saleh bahwa anaknya sudah meninggal dunia. Faisal disarankan langsung menuju Jogja karena jenazah dimakamkan di TMP Kusumanegara.
Dirinya pun tidak mempersoalkan anaknya dimakamkan bersama para pahlawan. Ivy dimakamkan di komplek F, dekat dengan makam Kapten Penerbang Dwi Cahyadi, pilot pesawat latih T-50i Golden Eagle yang juga gugur dalam kecelakaan pesawat saat atraksi dalam acara Gebyar Dirgantara di Lanud Adisutjipto, beberapa waktu lalu.
Faisal mengaku tidak ada firasat sebelum kecelakaan anaknya. Ia terakhir bertemu tatap muka pada pertengahan Januari lalu, saat Ivy pulang ke kampung halamannya di Tuban.
Namun, pada Selasa (9/2/2016) malam, Ivy Sempat menelpon ibunya menanyakan kabar.
"Teleponnya sampai satu jam sama ibu, tanya kabar bagaimana bapak, bagaimana kabar ibu," kata Faisal mengenang anaknya.
Ia tidak menyangka komunikasi lewat telepon Ivy dengan ibunya sehari sebelum kecelakaan itu menjadi komunikasi terakhirnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Update Harga Pangan 2 Mei: Komoditas Beras dan Bawang Putih Naik
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah PMI DIY Minggu 1 Mei 2024 dan Jadwal Donor Darah
- Unjuk Rasa di Tugu Jogja, Ini Tuntutan Serikat Buruh pada Momen May Day
- Hari Buruh, Korban Apartemen Malioboro City Demo Perjuangkan Hak Kepemilikan
- Pemkot Jogja Masih Menunda Pembangunan TPS 3R di Piyungan, Ini Alasannya
- Peringati May Day, Pemkot Jogja Dorong Pekerja Tingkatkan Hard Skill dan Soft Skill
Advertisement
Advertisement