Advertisement

PENDIDIKAN KARAKTER ANAK : Revolusi Mental Dimulai dari Keluarga

Rima Sekarani
Selasa, 16 Februari 2016 - 10:55 WIB
Nina Atmasari
PENDIDIKAN KARAKTER ANAK : Revolusi Mental Dimulai dari Keluarga Foto ilustrasi guru taman kanak-kanak (TK). (JIBI/Solopos - Dok.)

Advertisement

Pendidikan karakter anak dimulai dari keluarga melalui revolusi mental

Harianjogja.com, KULONPROGO-Revolusi mental dinilai paling efektif jika dimulai dari lingkungan keluarga. Keluarga menjadi lingkungan pertama dan utama untuk menanamkan pola pikir, sikap, dan perilaku bagi sejak dini bagi anak-anak.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan KB dan Kesehatan Reproduksi Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa, Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPMPDPKB) Kabupaten Kulonprogo, Mardiya, Senin (15/2/2016).

Keteladanan orang tua memerang peranan penting untuk menumbuhkan karakter positif anak. “Didukung juga dengan upaya pembiasaan dan pendampingan secara berkelanjutan,” kata Mardiya.

Mardiya lalu memaparkan, sebuah keluarga dituntut mampu melaksanakan delapan fungsi utama. Diantaranya fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, serta fungsi pembinaan lingkungan. Jika semua fungsi tersebut diterapkan, keluarga diharapkan menjadi sarana perlindungan terbaik dari pengaruh buruk era modern dan globalisasi.

“Keluarga adalah solusi efektif untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkarakter,” ujar dia.

Menurut Mardiya, keluarga adalah basis pendidikan usia dini yang mampu mendukung upaya revolusi mental. “Nilai-nilai moral dan agama ditanamkan secara bertahap dan terus-menerus hingga anak menjadi dewasa yang memiliki integritas dan sikap positif lainnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Kulonprogo, Tutik Sriyani, sepakat jika keluarga memiliki peran penting dalam perkembangan karakter anak. Dia lalu berharap para orang tua tidak mengabaikan usia lima tahun pertama.

Usia nol sampai lima tahun dianggap sebagai masa emas yang sangat krusial dalam perkembangan kognitif, motorik, maupun psikomotorik anak. Apapun yang dialami dan didapat pada rentang usia tersebut akan tersimpan dalam memori anak. “Semua yang diberikan pada usia itu bisa mempengaruhi kepribadian di waktu dewasa,” ungkap Tutik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bos Microsoft Satya Nadella Kunjungi Indonesia Bawa Investasi Rp28 Triliun, Ini Peruntukannya

News
| Selasa, 30 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement