Advertisement
CUACA EKSTREM : Tanah Longsor Hingga Banjir Lahar Hujan Mungkin Terjadi
Advertisement
Cuaca ekstrem terjadi karena ada perbedaan suhu dan angin monsun Asia.
Harianjogja.com, SLEMAN-Suhu yang cenderung hangat di permukaan laut selatan Jawa dan faktor angin monsun Asia yang tergolong masih kuat dapat menjadi penyebab hujan deras disertai angin kencang bakal terjadi di wilayah DIY tak terkecuali Kabupaten Sleman hingga akhir Februari 2016. Situasi ini berpotensi mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor.
Advertisement
Sekadar diketahui, angin monsun asia terjadi di Indonesia dari Oktober hingga April. Pada masa ini Indonesia mengalami musim hujan karena angin ini membawa massa uap air saat melewati samudera pacifik dan laut cina selatan.
Koordinator Operasional Pos Klimatologi BMKG DIY Joko Budiono mengimbau kepada masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana yang diakibatkan hujan deras tersebut. Terutama menyiapkan lingkungan sekitarnya untuk mengurangi dampak bencana.
"Terutama di dataran tinggi atau pegunungan agar mengantisipasi tanah longsor dan banjir," ungkapnya.
Terpisah Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY Kusdaryanto mengatakan potensi adanya lahar hujan bisa terjadi di kawasan sungai yang berhulu di Merapi. Akantetapi tergantung pada curah dan durasi hujan tersebut.
Menurutnya, hingga saat ini Sungai Gendol tetap menjadi aliran yang paling diwaspadai sebagai jalur utama lahar hujan. Karena besarnya material yang masih tersimpan di hulu sungai ini. Menurut data 2014 hulu sungai yang dekat dengan Desa Kepuharjo, Cangkringan ini masih memiliki tabungan material sebanyak 14 juta meter kubik yang sewaktu-waktu bisa meluncur menjadi lahar hujan.
"Kedua, adalah Sungai Pabelan [Magelang] di sisi barat [Merapi] yang merupakan pertemuan tiga sungai ada [Sungai] Senowo, Apu dan Trising," ungkapnya.
Secara umum, lanjutnya, data 2014, sebanyak 40 juta meter kubik material masih mengonggok di beberapa sungai berhulu di Gunung Merapi. Akantetapi, diprediksi material itu telah berkurang menjadi sekitar 34 juta meter kubik. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang beraktifitas di sekitar sungai yang berhulu di Merapi agar meningkatkan kewaspadaan akan datangnya lahar hujan.
Sebelumnya, satu unit kendaraan bak terbuka terendam pasir dan satu truk terjebak di tengah aliran lahar hujan Sungai Gendol, Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Rabu (17/2) pekan lalu. Terkait hal itu, Kepala Desa Kepuharjo Cangkringan Heri Suprapto menegaskan, sejak awal pihaknya sudah mewanti-wanti kepada penambang manual maupun truk pengangkut pasir yang berada di dalam Gendol agar segera meninggalkan lokasi saat terjadi mendung.
"Kami akan memantau terus, terutama ketika mendung, sudah ada petugas yang mengingatkan melalui HT," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Tok! KPU Putuskan Dua Caleg Terpilih PDIP Diganti, Ini Penggantinya
- Kondisi Jalan Gelap, Pengendara Motor Meninggal seusai Tabrak Truk di Sragen
- Strategi Bata Tutup Pabrik Disebut Kurang Tepat di Tengah Pertumbuhan Industri
- Tak Penuhi Rekomendasi OJK, Izin Usaha PT Tani Fund Madani Indonesia Dicabut
Berita Pilihan
Advertisement
Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang, Kementerian PPPA Turun Tangan
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Sultan Jogja Ingatkan Abdi Dalem Harus Jadi Penjaga Budaya
- Top 7 News Harianjogja.com Rabu 8 Mei 2024: Masalah Sampah hingga Hasil Liga Champions
- Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi DIY Tidak Diperpanjang
- Kemarau Basah, BPBD DIY Minta Warga Bikin Sumur Resapan
- Meresahkan! Vandalisme di Malioboro Jogja Kian Menggila, 10 Toko Jadi Objek Coret-coret
Advertisement
Advertisement