Advertisement
LONGSOR GUNUNGKIDUL : BPBD Kesulitan Pindahkan Warga di Zona Rawan
Advertisement
Longsor Gunungkidul rawan terjadi, namun warga sulit dipindahkan
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul kesulitan untuk merelokasi warga yang tinggal di daerah rawan longsor.
Advertisement
Untuk mengurangi risiko saat terjadinya bencana, selain meminta masyarakat untuk lebih waspada juga akan memperbanyak pemasangan sistem peringatan dini dan rambu-rambu peringatan bahaya longsor.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul Sutaryono mengatakan, bahaya longsor mengancam 56 desa yang tersebar di enam kecamatan, seperti Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong.
Memasuki musim penghujan, seluruh masyarakat yang berada di daerah rawan diminta untuk terus waspada terhadap potensi longsor yang mungkin muncul.
Dia menjelaskan, berbagai cara telah dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, mulai dari pembentukan desa siaga bencana hingga pemasangan sistem peringatan dini dan papan peringatan bahaya longsor.
Untuk saat ini, sudah ada 63 alat pendeteksi dini longsor yang terpasang di zona rawan.
“Saya kira dengan upaya ini bisa mengurangi risiko bencana yang datang. Sebab untuk memindahkan warga di zona rawan sangat sulit dilakukan,” kata Sutaryono kepada Harianjogja.com, di akhir pekan lalu.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang membuat warga enggan pindah dari lokasi rawan. Selain masalah keterbatasan lahan, umumnya masyarakat sudah merasa nyaman meski berada di tempat yang ditinggali selama ini.
“Kami sudah pernah lakukan [wacana relokasi], namun itu ditolak dengan dalih sudah tinggal sejak lama dan longsor yang terjadi hanya bagian dari nasib yang kurang baik saja,” kata Sutaryono.
Menurut dia, sikap dari masyarakat inilah yang membuat, BPBD tidak bisa berbuat banyak untuk menjauhkan masyarakat dari bahaya longsor.
“Yang kita bisa saat ini hanya melakukan imbauan untuk lebih waspada karena intensitas hujan yang tinggi makin memperbesar potensi terjadinya longsor di daerah rawan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kemenko Perekonomian: Ada Plafon Rp107 Miliar untuk Beli Alsintan
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Jurnalis dan Pegiat Media Jogja Tolak RUU Penyiaran
- Pemkot Jogja Luncurkan Sekolah Perempuan Penyintas Kekerasan
- Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Sleman
- Puluhan Pewarta Berlaga di Turnamen Billiar Piala Wabup Sleman 2024 di 911 SCH, Ini Para Juaranya
- Produk Turunan Sawit UMKM Jogja Dipamerkan di Acara Indonesia Plantation Watch 2024
Advertisement
Advertisement