Advertisement
KEKERASAN JOGJA : Klitih Pelajar Terjadi karena Persoalan Ini?
Advertisement
Kekerasan Jogja untuk kenakalan remaja dapat diatasi dengan beberapa cara
Harianjogja.com, JOGJA -- Tim Advokasi Pelajar Korban Kekerasan DIY mengajak semua elemen untuk tanggap mengatasi kejahatan klithih yang sedang marak di Jogja lewat komitmen gerakan bersama. Tim tersebut menyatakan, pemberantasan klithih tidak bisa hanya melibatkan aparat penegak hukum saja, dalam hal ini kepolisian.
Advertisement
Dekan Fakultas Hukum UAD Rahmat Muhadjir Nugroho menyoroti kinerja para guru dalam fenomena berkembangnya aksi kekerasan yang dilakukan para pelajar sekolah ini. Rahmat melihat banyak guru sekarang juga sibuk dengan dunianya sendiri sehingga hak pendidikan siswa terabaikan. Terkadang guru juga kurang peka ketika para siswanya terlibat dalam organisasi geng sekolah yang berpotensi memupuk permusuhan antar sekolah.
"Guru jangan hanya sibuk dengan upaya mencari sertifikasi atau uji kompetensi guru saja. Sedianya guru harus peka, ada enggak geng pelajar tersebut. Kalau ada otoritas harus segera membubarkan," jelasnya, Selasa (21/12/2016)
Rahmat pun menggariskan, masing-masing pimpinan sekolah harus menjadi garda terdepan untuk menjaga perdamaian antar sekolah. Artinya baik kepala sekolah, guru hingga ketua OSIS harus berani membuat kesepakatan damai apabila para siswanya terindikasi ada permusuhan dengan sekolah lain.
"Misalnya sekolah A dan B ini sudah menjadi musuh bebuyutan. Mata rantai permusuhan ini harus diputus. Caranya didamaikan secara resmi. Otoritas sekolah dan ketua OSIS punya kunci besar dalam hal ini," jelas dia.
Peran alumni pun juga bisa dimaksimalkan menurut dia. Dalam hal ini alumni bisa memberikan arahan yang baik bagi para adik tingkatnya.
Sementara itu forum yang beranggotakan para akademisi perguruan tinggi serta praktisi hukum itu pun menyoroti kinerja kepolisian.
Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Trisno Rahardjo menyatakan, terkait aksi klithih yang sedang marak itu sedianya bisa diminimalisasi oleh polisi.
Trisno meyakini, sebenarnya kepolisian punya cukup data dan informasi hanya saja belum dimaksimalkan.
"Mengapa saya katakan itu karna setelah kejadian yang merenggut nyawa siswa SMA Muhamadiyah 1 Jogja, selang sehari ada upaya kekerasan serupa di Kulonprogo. Tapi polisi bisa menggagalkan," paparnya.
Dari fakta tersebut, jelas dia, artinya kepolisian memailiki jaringan kuat untuk pencegahan. Hanya saja tidak dimaksimalkan.
Dalam kesempatan itu tim advokasi juga menegaskan komitmennya akan mengawal kasus kekerasan yang menyebabkan meninggalnya siswa SMA Muhi sampai tuntas.
"Harapan kami kejaksaan bisa memeriksa serta mengumpulkan bukti sehingga optimal. Advokasi juga kami lakukan di luar pengadilan lewat forum pencegahan agar aksi teror ini tidak terjadi lagi,' tegas Trisno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Gabung Afsel, Turki Ajukan Kejahatan Genosida Israel ke Mahkamah Internasional
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Kamis 2 Mei 2024
- Daftar Lokasi Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Jogja dan Sekitarnya, Gratis!
- Peringati hari Kesiapsiagaan 2024, Kementerian Kominfo Dorong Masyarakat Siap untuk Selamat
- Soal Penjabat Kepala Daerah yang Berencana Maju di Pilkada 2024, Sultan Bilang Begini
- Sultan Minta Lalu Lintas Penerbangan Bandara YIA Ditambah, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement