Advertisement
Celengan Bambu Ini Terinspirasi dari Tiang Rumah Jawa
Advertisement
Cerita masa kecil menginspirasi Ameng Suprapto untuk membuat celengan bambu.
Harianjogja.com, JOGJA- Rumah Joglo di pedesaan, umumnya menggunakan bambu sebagai tiang penyangga bangunan rumah. Tak hanya difungsikan sebagai penyangga, orang desa bahkan sering memanfaatkan tiang tersebut sebagai tempat menyimpan uang. Cerita masa kecil inilah yang kemudian menginspirasi Ameng Suprapto untuk membuat celengan bambu.
Advertisement
Ameng, demikian biasa laki-laki paruh baya ini disapa, mencoba mengulik lagi kenangan masa lalunya saat tiang penyangga rumahnya dulu biasa digunakan kedua orang tuanya untuk menyimpan uang.
"Tiang bambu itu lalu dicongkel [dilubangi] sedikit dan orang tua saya memasukkan beberapa uang untuk disimpan di tiang tersebut," ujar Ameng kepada Harianjogja.com, baru-baru ini.
Bagi masyarakat desa, tiang bambu menjadi tempat yang aman untuk menyimpan uangnya. Kini, melalui inspirasi tersebut, Ameng membuat celengan bambu yang sudah merambah pasar mancanegara.
Kendati merupakan produk sederhana, namun celengan yang dilabeli dengan nama AAA Collection ini justru diminati kalangan kelas atas. Tampilan unik dan klasik, membuat konsumen menengah atas tertarik, bukan untuk difungsikan sebagai tempat menabung.
"Awalnya mereka kebanyakan tertarik karena unik dan untuk dijadikan suvenir. Berbeda dengan konsumen anak sekolah yang lebih memanfaatkan sebagai celengan," ungkap Ameng.
Celengan bambu dengan ukuran wayang, batik hingga hiasan unik lainnya bukan bisnis pertama yang dijalankan Ameng. Sebelumnya, Ameng juga memulai beberapa bisnis lainnya. Namun, keunikan bambu menarik dia untuk lebih mengembangkan bisnis ini.
Dalam satu bulan, Ameng mengaku dapat memproduksi sekitar 1.000 buah celengan dengan berbagai ukuran. Bermodalkan sisa usaha sebelumnya yakni sebesar Rp7,5 juta Ameng memulai bisnisnya sejak tiga tahun lalu.
Kini, usaha ini tak lagi dikerjakannya sendiri, tetapi bersama beberapa karyawan yang khusus memotong bambu, mengukir dan finishing.
Celengan bambu produksi Ameng tak hanya dipasarkannya sendiri, baik melalui pameran yang diselenggarakan pemerintah maupun dijual secara mandiri. Sejumlah pedagang juga memesan celengan bambu miliknya, untuk dijual kembali.
"Satu batang bambu biasanya bisa jadi 15 jenis celengan. Saya menjualnya sebagai suvenir mulai dari Rp5.000 sampai Rp30.000," imbuh Ameng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Selamat! Pemkab Madiun Raih Opini WTP Ke-11 Kali Berturut-turut dari BPK
- Sah! Ini Daftar 50 Caleg Terpilih DPRD Kota Semarang 2024-2029 Hasil Pleno KPU
- Yamaha-Udinus Semarang Gelar Lomba Animasi, Ini Ketentuan dan Cara Daftarnya
- Musim Tanam Tembakau di Tembakau Dimulai, Acara Wiwit Digelar Sabtu Besok
Berita Pilihan
Advertisement
Arab Saudi Tangkap Warganya yang Bicarakan Perang Hamas-Israel di Media Sosial
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Dibutuhkan Masyarakat, Warung Madura Diminta Tetap Buka 24 Jam
- Warga Rejowinangun Peroleh Pelatihan Kuliner
- Dua TPS 3R Belum Beroperasi, Sampah di Kota Jogja Diolah Swasta Pakai Sistem Tipping Fee
- Ditutup, Timbunan Sampah di TPA Piyungan Mulai Ditata
- Cara Membeli Tiket Kereta Bandara YIA Jogja, Hanya Rp20.000
Advertisement
Advertisement