Advertisement
Ini Sebagian Uneg-Uneg Warga Terkait Bandara NYIA
Advertisement
Sarasehan Sehari Pentingnya Pembangunan Bandara dan Permasalahan yang Ada Terkait dengan Pembangunan NYIA, digelar di Balai Desa Glagah
Harianjogja.com, KULONPROGO- Sarasehan Sehari Pentingnya Pembangunan Bandara dan Permasalahan yang Ada Terkait dengan Pembangunan NYIA, digelar di Balai Desa Glagah, Kamis (25/2/2018).
Advertisement
Baca juga : http://m.harianjogja.com/?p=887983">BANDARA KULONPROGO : Ini Jumlah Warga Penolak NYIA yang Masih Bertahan
Kegiatan tersebut menghadirkan perwakilan Pemkab Kulonprogo, PT Angkasa Pura (AP) I, Badan Pertanahan Nasional (BPN), PT Pembangunan Perumahan (PP) dan warga terdampak New Yogyakarta International Airport (NYIA).
Mantan anggota Wahana Tri Tunggal (WTT) Sugito mengatakan, pembangunan NYIA masih banyak menyisakan persoalan. Misalnya saja adanya rumah warga bekas anggota WTT yang sudah dirobohkan, padahal mereka belum mendapat ganti rugi, bahkan belum mendapat kejelasan nilai ganti rugi lahan.
"Jadi kami harus mengontrak, harga sewanya sangat mahal. meminta adanya solusi dari persoalan ini," ungkapnya.
Mantan anggota WTT yang lainnya, Suhardiman mengungkapkan bahwa, ia mendatangi Pengadilan Negeri Wates pada 4 Desember 2017 lalu, setelah mendapat panggilan terkait konsinyasi. Kendati demikian ia sangat terkejut karena begitu sampai di rumah, melihat sudah ada tulisan yang dipasang di rumahnya bahwa ia harus meninggalkan rumah pada hari yang sama.
"Saat itu kami belum memiliki persiapan apa-apa, tapi terpaksa harus pergi padahal belum menerima ganti rugi apapun. Kemudian saya mengontrak dan membayarnya sendiri," terangnya.
Warga Dusun Bebekan, Desa Glagah, Agung Supriyanto menyayangkan tidak adanya keterbukaan tentang kesempatan bekerja di dalam proyek NYIA. Ketika bertanya kepada PT PP untuk menjadi staff, jaga malam atau buruh kasar, seakan tidak pernah ada jawaban pasti.
"Tidak seluruh warga dari Glagah hingga Congot itu mendapat uang ganti rugi penggusuran. Apalagi mereka itu adalah orang-orang yang mata pencahariannya sudah tercabut,, kami minta keterbukaan atau minimal diberikan jalan [rezeki]," kata dia.
Bayu Putro Puspo Pangaribowo, yang juga warga Glagah mengutarakan kekesalannya terhadap tim proyek yang saat ini tidak manusiawi dalam menghadapi warga terdampak NYIA.
Sebelumnya, tim proyek selalu mendatangi dan mengobrol dengan warga terdampak soal NYIA, namun ketika warga sudah sepakat ikut program pembebasan lahan, tim tidak pernah mengajak warga berbicara atau tatap muka. Apapun kebijakan dan informasi terbaru perihal tahapan proyek NYIA disampaikan dalam bentuk spanduk atau banner.
"Sedikit-sedikit banner, sedikit-sedikit spanduk. Kami ini manusia, bisa diajak berbicara," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo-Jogja Rabu 1 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan
- Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA dan Sekitarnya, Rabu 1 Mei 2024
- Rute Bus Trans Jogja ke Malioboro, Prambanan dan Tugu Jogja, Jangan Salah Pilih
- Jadwal Keberangkatan KA Prameks Jogja-Kutoarjo Rabu 1 Mei 2024
- Prakiraan Cuaca di Jogja Rabu 1 Mei 2024, Langit di Wilayah DIY Cerah Berawan
Advertisement
Advertisement