Advertisement
Masyarakat Harus Makin Bijak Kelola Sampah
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Gerakan Tiga Bulan Bersih Sampah (TBBS) di Kulonprogo ditutup di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banyuroto, Nanggulan, Jumat (20/4/2018). Rangkaian acara Hari Bumi tersebut sekaligus menjadi puncak acara Gerakan Penyelamatan Lingkungan dari Sampah yang berlangsung sejak awal Januari 2018.
Sepanjang tiga bulan, gerakan yang dimotori Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kulonprogo itu diisi dengan berbagai kegiatan seperti lomba kebersihan sekolah, pembelajaran pembuatan kompos di sekolah hingga kebersihan kawasan wisata di Bumi Menoreh. DLH juga memberikan waktu kepada sejumlah penggiat lingkungan di Kulonprogo untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang digelar.
Advertisement
Peragaan busana dari kain dan sampah daur ulang yang diperagakan oleh sejumlah MAN 2 Kulonprogo menjadi sajian utama penutupan Gerakan TBBS. Sejumlah tamu bahkan meminta foto bersama para model selepas mereka turun dari panggung. "Tadi sempat diajak berfoto bersama Wakil Bupati Kulonprogo dan pejabat lainnya, kami merasa bangga," kata Arinta Yuliani, 16, salah seorang siswi MAN 2 Kulonprogo yang menjadi model.
Menurutnya, pakaian dan aksesoris dari sampah dia buat selama satu bulan. Jubah dari perca hingga kalung dengan manik-manik dari kertas bekas majalah itu dilakukan secara mandiri oleh para siswa. "Ada juga kerudung dari perca beragam corak," katanya.
Kepala DLH Kulonprogo, Arif Prastowo, berharap dengan adanya sosialisasi ke sejumlah sekolah yang dikemas melalui berbagai lomba, nantinya bisa mengubah perilaku siswa, khususnya dalam penanganan sampah. Begitu juga dengan gerakan membersihkan objek wisata seperti di kawasan hutan mangrove Pantai Pasir Mendit, Kecamatan Temon dan Kalibiru dapat mengubah sikap masyarakat dalam menangani sampah.
"Saya berharap para siswa mampu membawa pulang ke rumah perilaku buang sampah pada tempatnya. Selain itu pemilihan sampah di setiap rumah juga membantu penyelamatan lingkungan," katanya.
Menurutnya, sikap masyarakat yang mampu memilah sampah sesuai jenisnya merupakan salah satu upaya menyelamatkan lingkungan. "Ketika sudah dipilah, sampah dapat didaur ulang, termasuk menjadi pakaian yang dikenakan pada siswa MAN 2 Kulonprogo dalam peragaan busana," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
SYL Bebani Anak Buah di Kementan Rp800 Juta untuk Jalan-jalan ke Brasil dan AS
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Kelurahan Cokrodiningratan Jogja Segera Bangun 648 Titik Biopori Kompos
- Ada Pembuangan Sampah Ilegal di Gunungkidul, Begini Respons Pemda DIY
- Marbot Masjid di Kota Jogja Dapat Fasilitas BPJS Ketenagakerjaan
- Eko Suwanto: Sultan Grond dan Pakualaman Grond untuk Kesejahteraan Masyarakat
- Pekerja Proyek Benteng Kraton Meninggal Tertimpa Beton, Begini Respons Pemda DIY
Advertisement
Advertisement