Advertisement
Petani Gunungkidul Mulai Panen Kacang Tanah
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Pertanian Gunungkidul memasuki masa panen kacang tanah. Produksi kacang tanah Gunungkidul dinilai memiliki potensi yang besar dibandingkan kabupaten/kota lain di DIY.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan, luas panen kacang tanah di 2017 mencapai 61.257 hektare. “Tertinggi di DIY karena Kulonprogo hanya panen 530 hektare, Bantul hanya 1.942 hektare dan Sleman 2.239 hektare. Jadi hampir 97 persen kacang tanah di DIY dari Gunungkidul. Tahun ini target kami masih sama, syukur dapat lebih,” ucapnya, Jumat (20/4/2018).
Advertisement
Dia mengatakan, panenan kacang musim ini hampir merata di semua Kecamatan. Dalam perawatan kacang, menurutnya juga tidak begitu sulit, jadi banyak diminati para petani. Terkait harga saat ini, untuk kacang tanah gelondong atau yang masih ada kulitnya kisaran Rp8.000 per kg dan untuk yang sudah dikupas Rp21.000 per kg.
Namun, saat ini Pemerintah Pusat sedang menggenjot produksi kedelai sehingga kacang tanah agak dikurangi. “Karena ada program pusat untuk peningkatan luas tanam kedelai sehingga kita agak mengerem kacang tanah jangan terlalu tinggi luas tanahnya,” ucapnya.
Salah seorang petani kacang, di Dusun Keruk, Banjarejo, Tanjungsari Trisuryanik mengatakan, panenan kacang di musim ini cukup baik. “Setahun biasanya dua kali saat-saat musim penghujan itu, ini panen pertama di tahun ini. Hasilnya cukup baik,” ujarnya.
Menurut Anik yang terkadang menjadi kendala pertanian kacang adalah hama penyakit atau serangan tikus. Untuk menghindari hama tersebut, petani harus telaten menjaga dan menyemprot obat pembasmi hama secara berkala.
Dari lahan seluas 1.000 meter persegi miliknya setidaknya dapat menghasilkan hampir satu kwintal kacang. Harga kacang sendiri menurutnya belum ada kenaikan dan masih standar. “Harganya biasa masihan murah hanya sekitar Rp7.000 per kg. Biasa dijual ke pasar,” katanya.
Dia mengatakan, meski hasilnya belum seberapa tetapi ketika memasuki masa penghujan dan panen, sudah cukup membantu perekonomian. Pasalnya, jika sudah memasuki masa kemarau, kemungkinan hanya tanaman singkong yang dapat tumbuh, harga jualnya juga tidak begitu tinggi.
“Kalau di daerah sini ya bersyukur masyarakat kalau masa penghujan, karena sawahnya tadah hujan. Akses air masih sulit, terlebih jika kemarau. Ya harapannya dapat bantuan bagaimana agar masyarakat mengakses air semakin gampang untuk pertanian, meski masuk musim kemarau,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Pengusaha Muda Delanggu bakal Ramaikan Bursa Cawabup Klaten 2024, Ini Sosoknya
- Jadi Terpidana Kasus Korupsi, Pejabat Diskominfo Gunungkidul Dipecat
- Basarnas Evakuasi 109 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang di Sitaro Sulut
- 17 Pembangunan Solo dan Melesetnya PAD Jadi Catatan DPRD di LKPj Wali Kota 2023
Berita Pilihan
Advertisement
PM Israel Pastikan Serangan ke Rafah Terus Berjalan Tanpa Kesepakatan Sandera
Advertisement
Ada Gunung Menyerupai Piramida di China Bikin Heboh Warganet, Begini Penjelasan Ahli
Advertisement
Berita Populer
- Kantor PT Taru Martani Digeledah Kejati DIY, Terkait Dugaan Korupsi Rp18 Miliar
- BKKBN DIY Lantik P3K, Gunungkidul Dan Kulon Progo Tambah Penyuluh KB
- Jadi Pusat UMKM, Eks Hotel Mutiara 1 Malioboro Jogja Beroperasi di 2025
- TPA Piyungan Ditutup Permanen Besok! Semua Depo Sampah Kota Jogja Hari Ini Dikosongkan
- KPU DIY Akan Mengatur Mekanisme Penyaluran Bansos Jelang Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement