Advertisement
Berdoa dan Berharap Keselamatan & Kesejahteraan melalui Tradisi Nyadran Agung
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Warga Desa Panjatan, Kecamatan Panjatan menggelar doa bersama dalam Nyadran Agung 2018 yang digelar Minggu (6/5/2018). Dalam upacara tradisional yang digelar, warga berdoa memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus berharap masa depan desa semakin baik. Harapan itu ditunjukan dengan dimunculkannya beragam potensi desa.
Penjabat Kepala Desa Panjatan, Suprih Rohmadi, menuturkan, dalam Nyadran Agung 2018, kirab memperlihatkan potensi desa berupa hasil bumi, peternakan, batik, dan mainan anak. Total ada lima gunungan yang dikirab. Ada juga apam, kolak, ingkung dan ambengan. Kirab tersebut melibatkan warga dari berbagai umur, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Gunungan hasil bumi yang diperebutkan warga sebelumnya didoakan dengan harapan pendapatan petani Panjatan bisa melimpah dan menyejahterakan masyarakat.
Advertisement
"Kirab membawa mainan tradisional oleh anak usia TK dan PAUD dengan harapan masa depan mereka terarah dalam meraih cita-cita. Anak-anak yang membawa mainan dalam bentuk otomotif bisa berkarya di bidang otomotif, atau yang membawa permainan bertema alat pertanian bisa membawa mereka menggeluti pertanian seperti nenek moyang mereka," katanya di halaman Balai Desa Panjatan, Minggu.
Ia menambahkan, kirab Nyadran Agung 2018 dilakukan sebagai bentuk pelestarian budaya dan mengenang leluhur. Di sana, masyarakat berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar aman tenteram dalam mencari nafkah sehari-hari. Ratusan warga berasal dari lima dusun turut serta menempuh rute yang sudah ditentukan dan berakhir di halaman Balai Desa Panjatan. "Semoga doa kami dikabulkan oleh Tuhan," katanya berharap.
Salah satu peserta kirab, Mawar Putri, mengaku mendapat pengalaman berkesan bisa mendapat kesempatan turut serta dalam kegiatan tersebut. Ia sendiri baru kali pertama mengikuti kegiatan kirab Nyadran Agung 2018 dan mendapatkan peran sebagai Diajeng Desa Panjatan dalam barisan. Karena ia baru sekitar satu tahun tinggal sebagai warga Panjatan, setelah sebelumnya tinggal bersama orang tuanya di Riau sejak lahir. Dara berusia 16 tahun itu mengungkapkan rasa bangganya dan berharap kegiatan itu bisa dilaksanakan tiap tahun, agar memupuk rasa kekeluargaan di antara warga. "Belum pernah pakai kain jarik seperti ini, jadi agak susah," ujarnya menyebut keunikan menjadi peserta kirab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Rute Bus Trans Jogja ke Malioboro, Prambanan dan Tugu Jogja, Jangan Salah Pilih
- Top 7 News Harian Jogja Rabu 1 Mei 2024, Mekanisme Bansos Jelang Pilkada Bakal Diatur hingga Hasil Semifinal Piala Asia
- Tim Penyidik Kejati DIY Sita Sejumlah Barang Terkait Dugaan Korupsi di PT Taru Martani Jogja
- Stok Darah PMI DIY Minggu 1 Mei 2024 dan Jadwal Donor Darah
- Unjuk Rasa di Tugu Jogja, Ini Tuntutan Serikat Buruh pada Momen May Day
Advertisement
Advertisement