Advertisement
Wilayah Gunungkidul Masuki Musim Kemarau
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), DIY menilai saat ini di daerah DIY sudah mulai memasuki musim kemarau. Musim kemarau diprediksi berlangsung hingga bulan Oktober.
Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG DIY Djoko Budiono mengatakan, prediksi musim kemarau di akhir April atau awal Mei di semua wilayah DIY.
Advertisement
“Sudah masuk musim kemarau ini suhu maksimum di siang hari bisa mencapai 32-34 derajat Celsius. Ini baru awal musim kemarau, jika normal di Oktober masuk musim penghujan. Nanti kami update lagi,” kata Djoko, Minggu (13/5/2018).
Ia juga mengatakan, dimungkinkan akan terjadi kekeringan di daerah rawan kekeringan. Ia mengimbau masyarakat untuk mulai menghemat air dan mempersiapkan untuk musim kemarau, karena saat ini hujan sudah sangat berkurang drastis. Ia memprediksi puncak kemarau akan terjadi di Agustus.
Camat Tanjungsari Rahmadian mengatakan, pihak kecamatan sudah melakukan beberapa antisipasi untuk menghadapi kekeringan di wilayahnya. Menurutnya ada beberapa titik yang biasanya mengalami kekeringan.
“Ada beberapa titik biasanya yaitu di sebagian Desa Hargosari, sebagian desa Ngestirejo, lalu sebagian kecil Desa Kemiri. Sebagian-sebagian saja biasanya tidak menyeluruh. Kami juga sudah siapkan nanti tangki air, namun jika masih kurang akan berkoordinasi dengan BPBD,” ucapnya.
Dia mengatakan, biasanya mulai memasuki kekeringan di bulan Juni atau Juli, hingga Oktober mulai berkurang. “Mungkin bulan depan [Juni] atau Juli, sampai kalau normal ya Oktober sudah mulai hujan sedikit-sedikit biasanya,” katanya.
Namun, saat ini Rahmadian telah menerima laporan beberapa titik sudah mengalami kekeringan, seperti di Hargosari ada dua titik. Ia mengatakan terus berkoordinasi dengan PDAM untuk mengantisipasi kekeringan.
“Saya harap masyarakat mempercayakan kepada pihak kecamatan, kami upayakan untuk terus berkoordinasi dengan pihak PDAM agar nantinya tidak terjadi masalah kesulitan air lagi saat musim kemarau,” kata Rahmadian.
Kepala Desa Petir, Rongkop Sarju mengatakan, di tempatnya juga ada beberapa KK yang biasanya mengalami kesulitan air, tetapi sangat sedikit.
“Ada sekitar tujuh KK biasanya yang sulit air kalau musim kemarau, bisa diatasi dengan pakai selang ke tetangga atau musala terdekat. Tidak sampai membeli air,” ucapnya.
Dia mengatakan, biasanya mulai parah masuk kemarau pada September. Dia berharap agar pada musim kemarau ini juga tidak parah sehingga tidak ada warganya yang kesulitan air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Pembunuhan Pengusaha Tembaga Boyolali: Pelaku Warga Sragen dan Kenal Korban
- Pengusaha Tembaga yang Meninggal Dibunuh Ternyata Pendiri Boyolali Runners
- Fokus Transformasi, Telkom Bagikan Dividen Rp17,68 Triliun atau Tumbuh 6,5%
- Status Gunung Ruang Masih Awas, Evakuasi Warga Tagulandang Terus Berlanjut
Berita Pilihan
Advertisement
Terdampak Erupsi Gunung Raung, Bandara Samratulangi Mulai Beroperasi Normal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pelaku UMKM Kuliner di DIY Diedukasi Mengurus Sertifikasi Halal
- Eko Suwanto Desak Pemda Sediakan Anggaran Memadai untuk Wujudkan Kelurahan dan Kampung Tangguh Bencana
- Harga Tiket Rp20.000, Begini Cara Membeli Tiket KA Bandara YIA
- Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Minggu 5 Mei 2024
- Jadwal KRL Solo-Jogja dari Stasiun Balapan Solo, Minggu 5 Mei 2024
Advertisement
Advertisement