Advertisement
Jogja Menuju Masyarakat Gemar Membaca
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY menggelar bedah buku berjudul Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, Senin (21/5/2018) di Ruang Pertemuan Kelurahan Brontokusuman, Mergangsan.
Selain untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, bedah buku tersebut bertujuan untuk memasyarakatkan budaya membaca.
Advertisement
Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD ) DIY Monika Nur Lastiyani mengatakan bedah buku tersebut digelar untuk mendukung dan meningkatkan minat membaca masyarakat.
"Topik yang diangkat sesuai dengan mitra kami di Komisi D DPRD DIY. Tujuannya untuk mengajak masyarakat agar gemar membaca," katanya di sela-sela kegiatan.
BPAD, kata Monika, terus mendorong masyarakat untuk mau membaca. Dengan kegiatan tersebut diharapkan membaca buku bisa membudaya. Dia percaya masyarakat DIY biasa membaca. Bahkan untuk mencari informasi tinggal menggunakan fasilitas di google (internet).
Padahal katanya, informasi yang ada di google bersifat parsial dan tidak utuh. Dengan informasi yang instan tersebut, justru bisa menjebak masyarakat ke hal yang tidak benar. Oleh karenanya, BPAD mendorong agar masyarakat mau membaca buku. Baik buku maunual maupun buku elektronik. Saat ini banyak tersedia aplikasi ebook seperti yang disediakan BPAD dengan ijogja nya.
"Mengajak membaca itu susah. Bukan membaca dalam arti SMS ya, tapi dalam arti membaca informasi dan ilmu pengetahuan," jelasnya.
Alhasil, kata Monika, untuk masalah membaca Indonesia tertinggal dari negeri tetangga. Indeks membaca masyarakat Indonesia menurut Unicef pada 2015 lalu hanya 0,01.
"Beruntung minat membaca masyarakat DIY indeksnya 0,046 atau 46 orang perseribu orang. Jadi minat membaca masyarakat di DIY masih tinggi. Tetapi ini belum membudaya. Padahal negara tetangga sudah memiliki budaya menulis," katanya.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD DIY Nurjannah mengatakan tema soal Narkoba diambil bukan tanpa alasan. Jogja selama ini menjadi salah satu kota yang menerima banyak kunjungan dari daerah lain. Baik untuk kegiatan pendidikan, wisata maupun bisnis. Kondisi tersebut menyebabkan Jogja juga berpotensi menjadi pasar Narkoba.
Dia menyontohkan, banyak usaha indekos yang tidak memiliki induk semang. Kondisi tersebut berpotensi dijadikan transaksi narkoba. Untuk itu, dia meminta agar masyarakat ikut proaktif untuk membatasi peredaran Narkoba.
"Bahkan hasil survey beberapa tahun lalu menunjukkan Jogja menempati urutan 10 besar kota dengan pasar narkoba. Oleh karenanya, kami juga mengajak agar masyarakat tidak permissif terhadap lingkungannya," kata Nurjannah.
Dia juga berharap agar seluruh pemangku kebijakan dan apar keamanan untuk terus melakukan sosialisasi terkait bahaya Narkoba itu. Baik ke lingkungan pendidikan maupun lokasi-lokasi strategis lainnya.
"Tidak kalah penting juga keterlibatan orangtua untuk mengawasi anak-anaknya. Itu perlu terus dilakukan. Bangun komunikasi yang baik agar anak tidak terjebak dengan pergaulan negatif," pintanya.
Selain Nurjannah, beberpaa narasumber yang menghadiri kegiatan tersebut seperti Waryono dan Djumirin. Kegiatan tersebut diikuti warga Brontokusuman dan kelompok orgnisasi masyarakat lainnya seperti PKK, Karangtaruna dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Korban Tewas Akibat Baniir dan Longsor di Kabupaten Luwu Jadi 14 Orang
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Orang Tua Harus Miliki Bekal untuk Mendidik Anak di Era Digital
- Cara Membeli Tiket Kereta Bandara YIA Kulonprogo via Online
- Jadwal KA Bandara YIA Stasiun Tugu Jogja, Sabtu 4 Mei 2024
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Berangkat dari Palur, Sabtu 4 Mei 2024
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Sabtu 4 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan
Advertisement
Advertisement