Advertisement
Di Tangan Mahasiswa UGM Limbah Bisa Diikat dengan Magnet
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Empat mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan inovasi produk komposit magnetik karbon aktif yang mampu menyerap kandungan limbah merkuri.
Adapun mahasiswa tersebut adalah M Rifqi Al Ghifari dari Program Studi (Prodi) Kimia, Bagas Ikhsan Pratomo dari Prodi Kimia, Charlis Ongkho dari Prodi Teknik Fisika dan M Ilham Romadon dari Prodi Akuntansi.
Advertisement
Rifqi mengatakan, pengembangan produk karbon magnetik berupa bubuk yang nantinya dilarutkan dalam tampungan limbah. "Misalnya ada limbah di perairan. Biasanya kalau di tambang, limbahnya di tampung aja. Kita cek dulu konsentrasi merkurinya. Kita hitung efektifnya berapa gram bubuk yang akan masuk ke sana. Kemudian diaduk, jangan sampai terendap. Baru kemudian kita tarik pakai magnet serbuk-serbuk di dalam air itu," jelas Rifqi saat bincang-bincang inovasi di Kantor Humas UGM, Jumat (25/5/2018).
Rifqi mengatakan, penelitian limbah merkuri bermula dari keprihatinan mereka terhadap banyaknya limbah merkuri di kawasan pertambangan. Salah satunya seperti yang ada di tambang emas Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo.
Hampir sebagian besar pada penambang menggunakan merkuri untuk memisahkan emas dari material lainnya. Padahal pengelolaan limbah belum dilakukan dengan baik.
Rifqi menambahkan, mereka mengambil sampel air limbah dari kawasan tambang emas Kalirejo dan mengaplikasikan karbon magnetik ke dalam air limbah. Saat diuji menunjukkan hasil signifikan yakni produk mampu menyerap merkuri hingga 0,001 ppm per gram karbon aktif.
Bagas Ikhsan menambahkan produk pengikat merkuri ini awalnya dikembangkan dengan material murah dan mudah dijumpai masyarakat. "Selain kayu jati, kami juga mencoba membuat karbon aktif dari tandan kosong kelapa sawit dan batok tempurung kelapa, tapi bahannya tidak cukup tersedia di sini," kata Bagas.
Berkali-kali melakukan uji coba, Bagas memaparkan, tak jarang yang dihasilkan hanya abu. Selain itu ketika digunakan, karbon aktif dari material tersebut mudah tersebar sehingga diperlukan upaya pengumpulan kembali dengan metode sentrifugasi. Namun, cara tersebut terlalu memakan biaya.
"Akhirnya tercetus ide untuk menambah senyawa magnetit ke dalam karbon aktif, sehingga pengumpulan karbon setelah larut dalam limbah bisa teratasi. Komposit magnet ini dapat digunakan untuk menyerap limbah hingga tiga kali pemakaian," jelas Bagas.
Saat ini grup riset mereka masih terys melakukan penelitian lebih mendalam untuk pengembangan produk dan mematenkan produk tersebut. Selain itu mereka juga giat mencari investor dan bekerja sama dengan mitra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Pelatih Masih Yakin Garuda Pertiwi Berprestasi di Piala Asia Putri U-17
- Piala Asia Putri U-17: Jepang Tekuk Thailand 4-0, China Kandaskan Australia 3-0
- Persija Tolak Berlaga di Turnamen ACC, Pilih Fokus Siapkan Tim untuk Liga 1
- Kena Pasal Berlapis, Pembunuh Pengusaha Tembaga Boyolali Terancam Hukuman Mati
Berita Pilihan
Advertisement
Gugatan Kubu Pontjo Sutowo Ditolak PTUN, Penyegelan Hotel Sultan Sah
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Selasa 7 Mei 2024, dari Stasiun Tugu hingga Maguwo
- Jadwal KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur Hari Ini, Selasa 7 Mei 2024
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA Xpress dan Reguler per 7 Mei 2024
- Jadwal Lengkap KA Prameks Jogja Kutoarjo, Keberangkatan Selasa 7 Mei 2024
- Jadwal Pemadaman Listrik Hari Ini Selasa 7 Mei 2024: Giliran Sleman, Bantul, dan Gunungkidul
Advertisement
Advertisement