Advertisement
Ada Dugaan Oplosan Daging Babi, Satgas Pangan Akan Lakukan Penyelidikan
Advertisement
Harianjogja.com, WONOSARI-Satuan tugas (Satgas) pangan Polres Gunungkidul akan lakukan penyelidikan terkait dengan dugaan penemuan daging babi yang dioplos dengan sapi serta adanya ayam tiren yang dijual di sejumlah Pasar di Gunungkidul.
Kasatgas Pangan Polres Gunungkidul yang juga menjabat Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Riko Sanjaya menegaskan pihaknya akan lakukan penindakan jika memang ditemukan pedagang nakal yang sengaja menjual daging ayam tiren serta daging sapi yang dicampur daging babi.
Advertisement
"Yang pasti akan kami tindak jika memang ada. Sementara mau kami pastikan dulu dengan berkoordinasi bersama pihak terkait," ujarnya kepada Harianjogja.com, Jumat (8/6/2018).
Jika memang ada ditemukannya daging tersebut, Satgas Pangan Polres Gunungkidul rencananya akan bekerja sama dengan Satgas Pangan Polda DIY.
Riko menambahkan, Kapolres Gunungkidul sebelumnya juga telah menginstruksikan pihaknya untuk lakukan pengawasan. Selain pengawasan daging, juga harga bahan kebutuhan pokok lainnya.
Geger penemuan daging babi yang dioplos daging sapi sebelumnya juga pernah terjadi. Tepatnya di sejumlah pasar meliputi Pasar Playen, Nglipar, Pakel Baron, Pasar Munggi Semanu, dan Pasar Semin pada medio akhir 2015 hingga 2016. Untuk pasar utama di Argosari Wonosari masih steril, tak ditemukan oplosan.
Riko mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terbuai dengan harga daging yang murah. Sebab hal itu patut dicurigai, karena dimungkinkan mengandung daging babi.
Sementara itu Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Bidang Peternakan, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Retno Widiastuti sebelumnya mengungkapkan dari monitoring rutin, pihaknya masih menemukan pedagang nakal yang menjual daging ayam tiren serta oplosan daging babi yang dicampur sapi.
"Kita mengambil sampel di seluruh pasar di Gunungkidul, dan ditemukan adanya oplosan daging babi, selain itu daging ayam tiren juga masih ada," ujarnya.
Adapun dari 16 sampel, ada 14 yang positif oplosan daging babi. Modusnya lanjut Retno daging babi dicampur daging sapi kemudian dilumuri darah sapi. "Tujuannya untuk menyamarkan bau jika ini daging babi," jelasnya.
Ditanya pasar mana saja yang masih ditemukan ayam tiren dan babi, Retno enggan menyebutkan. Dia beralasan penyebutan pasar justru hanya akan meresahkan masyarakat. Selain itu jika disebutkan ada ketakutan nantinya para pedagang nakal bisa tahu dan justru membuat dinas makin sulit untuk mendeteksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kepada Presiden Terpilih Prabowo, Luhut Berpesan Jangan Bawa Orang Toxic ke Kabinet
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Dibutuhkan Masyarakat, Warung Madura Diminta Tetap Buka 24 Jam
- Warga Rejowinangun Peroleh Pelatihan Kuliner
- Dua TPS 3R Belum Beroperasi, Sampah di Kota Jogja Diolah Swasta Pakai Sistem Tipping Fee
- Ditutup, Timbunan Sampah di TPA Piyungan Mulai Ditata
- Cara Membeli Tiket Kereta Bandara YIA Jogja, Hanya Rp20.000
Advertisement
Advertisement