Advertisement

Atasi Klithih, Pemda Harus Perhatikan Pendidikan Keluarga

Sunartono
Selasa, 19 Juni 2018 - 15:10 WIB
Laila Rochmatin
Atasi Klithih, Pemda Harus Perhatikan Pendidikan Keluarga Polisi menunjukan alat bukti berupa bendo yang digunakan untuk membacok Dwi Ramadhani Herlangga hingga tewas pada Kamis (7/6). - Harian Jogja/I Ketut Sawitra Mustika

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mendorong DIY terus memperkuat ketahanan keluarga dalam rangka mengatasi maraknya persoalan kekerasan fisik yang dilakukan remaja di jalanan atau lazim disebut klithih. Kegiatan sosial masyarakat perlu didorong dengan melibatkan kalangan remaja atau anak untuk mencegah perilaku asosial.

Anggota DPD RIĀ  Cholid Mahmud mengatakan berdasarkan pengamatannya dari beberapa kasus kekerasan jalanan atau klithih di Kota Jogja, pelakunya masih di bawah umur dengan kondisi latar belakang keluarga yang kurang harmonis. Jika hal ini menjadi salah satu penyebab atau titik kesimpulan adanya klithih, maka pemerintah daerah harus memperhatikan pendidikan keluarga.

Ia menegaskan pentingnya pemantapan ketahanan keluarga karena faktanya pelaku berasal dari keluarga broken home. "Saya kira harus ada program khusus untuk mendukung terciptanya ketahanan keluarga. Karena rata-rata pelaku masih anak," katanya di Kantor DPD RI Perwakilan DIY belum lama ini.

Penerapan program itu bisa disisipkan melalui kegiatan PKK atau berbagai bentuk aktivitas pertemuan warga maupun di kalangan ibu-ibu. Selain itu, perlunya ada program menumbuhkan sifat sosial yang lebih intens baik di kalangan keluarga maupun lembaga pendidikan. Mengingat, kenyataan yang dilalukan pelaku klithih lebih bersifat asosial, mereka melakukan kekerasan dengan tidak peduli siapa yang menjadi korban.

Cholid mengaku prihatin dengan adanya kasus klithih yang terjadi di Jogja yang memiliki predikat sebagai kota pelajar dan kota budaya. Ia menilai, kekerasan model itu memang butuh waktu untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Mengingat pelaku bertindak tanpa sebab dan tidak disertai penyebab sebelumnya.

Di sisi lain, kata Cholid, masyarakat juga perlu meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Selain itu masyarakat perlu memperhatikan hak-hak tumbuhkembang anak. Selama ini, masyarakat lebih sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga ada anak yang pulang terlalu larut malam dibiarkan begitu saja tanpa melalui tegur sapa.

"Kalau dulu anak SMA habis Magrib belum pulang sudah dicari, sekarang sudah terbiasa dibiarkan, akhirnya larut tengah malam dan melakukan tindakan tersebut," ucapnya.

Terpisah Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji menyatakan pihaknya memiliki sejumlah program dalam rangka mencegah kenakalan pelajar. Salah satunya penguatan pendidikan karakter pada siswa melalui berbagai mata pelajaran. Selain itu, siswa lebih didorong untuk berkegiatan positif, sehingga diharapkan dapat mencegah pelajar melakukan tindakan negatif, seperti kekerasan jalanan.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kualitas Pelayanan Publik Meningkat, Pj Gubernur Jateng Raih Anugrah Inovasi Pembangunan Terpuji

News
| Selasa, 30 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement