Advertisement
Bukan Human Error, Kecelakaan Jip Merapi Diduga Karena Gangguan Teknis Kendaraan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN --Kecelakaan jip Lava Tour Merapi di Dusun Tangkisan, Desa Umbulharjo, Cangkringan merenggut korban jiwa. Asosiasi Jip menduga kecelakaan terjadi bukan karena human error tapi karena gangguan teknis kendaraan.
Sekretaris Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Heribertus Indiantara mengatakan dari kejadian kecelakaan jip Lava Tour Merapi yang merenggut korban jiwa pada 14.15 WIB Selasa (19/6/2018), akan dijadikan evaluasi.
Advertisement
"Sebenarnya, apabila melihat kejadian tersebut itu sesuai SOP [Standar Operasional Prosedur] yang berlaku, dan ini bukan human error, tapi technical error," ujarnya saat setelah mengurusi korban kecelakaan jip di RS Panti Nugroho, Selasa (19/6/2018).
Heri mengatakan berkaca dari kejadian kecelakaan itu, kondisi kendaraan harus selalu diperhatikan. Namun, Heri mengaku pihaknya masih menunggu hasil olah TKP yang akan dilakukan oleh Polres Sleman. "Nanti kita lihat, gangguan teknis seperti apa, apakah memang dari setirnya atau seperti apa," jelasnya.
Sementara itu, kasus kecelakaan yang merenggut korban jiwa tersebut akan ditangani oleh Polres Sleman.
"Memang, sebelumnya dari Polsek Cangkringan menyerahkan ke kita [Polsek Pakem] karena di kita ada Unit Laka Lantas, ketika kasus kecil, kita bisa tangani, tapi ini kan sudah ada korban meninggal dunia, jadi ditangani oleh Polres Sleman," ujar Kapolsek Pakem Kompol Haryanta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Ini Tantangan Mendesak UMKM Jogja untuk Naik Kelas
- KPU Jogja Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pilkada 2024, Hadiah Rp18 Juta
- Jadwal Donor dan Stok Darah di Jogja, Selasa 7 Mei 2024
- Alasan Manajemen PSIM Percayakan Seto Sebagai Pelatih Kepala Laskar Mataram
- Dua Pekerja Bangunan di Jogja Tertimpa Cor Beton, Satu Tewas
Advertisement
Advertisement