Advertisement
Disbud Sleman Gelar FGD Konsep Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Dinas Kebudayaan (Disbud) Sleman menggelar forum group discussion (FGD) terkait penyusunan pokok pikiran kebudayaan daerah (PPKD) Sleman, Rabu (11/7) di Ballroom Hotel Crysta Lotus.
Sekretaris Dinas Kebudayaan Sleman Edy Winarya sekaligus Ketua Panitia Pelaksana FGD tersebut mengatakan pelaksanaan FGD tersebut merupakan amanat UU No.5 2015 di mana penyusunan pokok pikiran kebudayaan (PPKD) dilakukan oleh Pemkab dengan para ahli dan pemerhati budaya yang memiliki kompetensi di bidang kebudayaan.
Advertisement
Seluruh komunitas dan sanggar kebudayaan di Sleman juga dilibatkan dalam penyusunan PPKD ini sejak April lalu. "Pokok-pokok pemikiran penyusunan kebudayaan ini disusun secara kolektif. Hasilnya akan dijadikan rekomendasi untuk perencanaan pembangunan kebudayaan ke depan," katanya dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Rabu (11/7/2018).
Edy mengatakan, penyusunan PPKD tersebut nantinya akan menjadi strategi kebudayaan di Sleman dan bisa menjadi dokumen penyusunan RPJMD. "Hasil FGD ini nantinya akan dicermati lagi sebelum dipresentasikan ke DIY. Yang jelas, pokok-pokok pikiran yang dihasilkan menjadi korektif untuk seluruh pemangku kebijakan dan komunitas kebudayaan di Sleman," ujarnya.
Kepala Disbud Sleman Aji Wulantoro yang menjadi narasumber pada kegiatan tersebut mengatakan, PPKD adalah dokumen yang memuat kondisi faktual dan permasalahan yang dihadapi daerah dalam upaya pemajuan kebudayaan beserta usulan penyelesaiannya. "Pemajuan kebudayaan sesuai UU No.5/2017 bertujuan untuk meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia. Disini ada 10 objek pemajuan kebudayaan yang sudah digariskan UU," katanya.
Kesepuluh objek pemajuan kebudayaan yang dimaksud mulai tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat dan olahraga tradisional. "PPKD ini juga akan memerhatikan ke 10 objek pemajuan kebudayaan sesuai konteks yang ada di Sleman," katanya.
Dia mengatakan, konsep kewilayahan pembangunan kebudayaan di Sleman terpancar dalam 4 kiblat 5 pancer. Di mana, pusat kebudayaan bersumbu atau berada di wilayah Pemkab (Dinas Kebudayaan). Sumbu tersebut kemudian memancar ke empat kiblat meliputi landmark kebudayaan di Utara dengan spirit keberadaan Gunung Merapi, landmark kebudayaan dengan spirit Candi Prambanan dan situs purbakala, landmark kebudayaan di Selatan dengan embrio Kraton Ngayogyakarta dan adanya tapak pesanggrahan Ambarketawang di Gamping.
"Di sisi barat, landmark kebudayaan ada masyarakat religius dan tradisional serta mengarah ke masyarakat urban dan modern. Di sini nanti akan dibangun Taman budaya sebagai penandanya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Refleksi Kepemimpinan Walkot Madiun: Perkuat Ekonomi dari Sektor Wisata & UMKM
- Ayo Nobar! Videotron Susu Murni Boyolali bakal Putar Semifinal Piala Asia U-23
- PDIP Sukoharjo Segera Buka Pendaftaran Cabup-Cawabup, Ini Jadwalnya
- PBB Sebut Butuh 14 Tahun untuk Membersihkan 37 Juta Ton Reruntuhan di Gaza
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Simak! Jalur Trans Jogja Lengkap, ke UGM, UNY, Rumah Sakit dan Tempat Wisata
- Potensi Wisata Offroad Mulai Diminati Segmen Komunitas dan Keluarga di Jogja
- Sastrawan Joko Pinurbo Wafat di Usia 61 Tahun
- Pengusaha Bakpia Ramaikan Bursa Pilkada Jogja 2024
- Profil dan Sepak Terjang Joko Pinurbo, Penyair Kenamaan yang Wafat di Usia 61 Tahun
Advertisement
Advertisement