Advertisement
Polemik SKTM Terjadi karena 3 Sebab Ini
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Penggunaan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) di Bantul diakui belum tepat sasaran. Namun penyebab penyalahgunaan SKTM menurut Dinas Sosial Bantul tidak dapat spesifik disebutkan. Ada tiga kemungkinan yang menyebabkan hingga kini ditemukan pengguna SKTM yang tidak layak.
Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Bantul Sariyadi mengatakan terdapat 150.000 siswa yang masuk dalam Basis Data Terpadu (BDT) pengguna SKTM. Setelah dilakukan verifikasi, hanya 3.100 yang lolos. Sariyadi mengaku kontrol Dinas Sosial Bantul hanya sebatas memverifikasi administrasi.
Advertisement
"Setelah itu digunakan di sekolah mana kami enggak tahu, berapa jumlah yang pakai SKTM kami juga enggak tahu. Apalagi kemarin banyak kan yang cabut SKTM karena masuknya lebih susah dibanding jalur reguler," kata Sariyadi, Rabu (11/7/2018).
Sebelumnya, Anggota Forum Pemantau Independen (FORPI) Bantul, Abu Sabikhais mengatakan terdapat indikasi penyalahgunaan SKTM di SMA wilayah Bantul. Anak tersebut merupakan anak kontraktor yang sudah biasa menjadi vendor pemerintah.
Terkait hal tersebut, Sariyadi mengatakan pihaknya belum mendengar laporan tersebut. Namun jika Forpi serius menindak, Dinas Sosial Bantul siap membantu proses verifikasi administrasi.
"Fenomena seperti itu [ditemukan pengguna SKTM yang tidak layak], itu ada beberapa kemungkinan. Bisa karena memang dipalsukan, bisa karena ada oknum pemerintah yang tidak tegas dan eksklusi error di BDT-nya. Saya tidak bisa sebutkan mengapa di Bantul ada temuan itu, ada beberapa kemungkinan," kata Sariyadi.
Menurut Sariyadi, verifikasi ulang belum memungkinkan dilakukan sebagai langkah evaluasi. Pasalnya pemegang SKTM di Bantul ada 3100 siswa, verifikasi ulang di lapangan akan memakan waktu dan biaya yang banyak.
Lebih jauh, Sariyadi mengatakan Dinas Sosial Bantul hanya berwenang mengadakan verifikasi administrasi, selebihnya dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY beserta sekolah-sekolah.
"Kedepannya, peran masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengawasi penggunaan SKTM. Kalau ada indikasi laporkan saja," kata Sariyadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Musim Kemarau Diprediksi Juli-Agustus, Soal El Nino Ini Kata BMKG
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- 70 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Jogja, Dinkes: Tidak Perlu Panik
- Komplotan Spesialis Pengganjal ATM di Gerai Ritel Modern Ditangkap Polresta Jogja
- Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!
- Tarik Kunjungan Wisatawan ke Kotabaru, Pemkot Jogja Menggelar Kotabaru Ceria, Catat Tanggalnya
- Peringatan HKB DIY 2024, Sukarelawan dan ASN Ikut Aksi Donor Darah
Advertisement
Advertisement