Advertisement
Depan Toko di Malioboro Bebas PKL, Diduga Hanya Keinginan Satu Pengusaha
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Beberapa waktu lalu Paguyuban Pengusaha Malioboro (PPM) melayangkan surat ke Walikota Jogja terkait permintaan mereka agar bagian depan toko bersih dari Pedagang Kaki Lima (PKL) per 1 Mei 2019. Pihak UPT Malioboro telah mengomunikasikan hal tersebut kepada PPM dan PKL selama beberapa minggu ini.
Kepala UPT Malioboro Ekwanto mengatakan setelah proses komunikasi berjalan, permintaan pembersihan PKL dari bagian depan toko belum bisa dikatakan sah.
Advertisement
"Ternyata itu tidak mewakili semua [pemilik toko di Malioboro]. Kami sebenarnya juga sudah disurati oleh salah satu dari mereka," kata Ekwanto, Sabtu (21/7/2018).
Ekwanto mengatakan diduga pihak pemilik toko yang menginginkan hal tersebut hanya satu orang. Oleh karena itu, pihaknya masih mengomunikasikan terkait surat permintaan pembersihan PKL itu kepada seluruh pemilik toko di Malioboro.
Ekwanto menambahkan pihaknya mengupayakan kesepakatan semua pemilik toko dan PKL tercapai sebelum kawasan pedestrian rampung. "Kemungkinan gejolak ini terjadi karena pemilik toko terganggu emosionalnya karena perbaikan pedestrian disana sini, kami akan tata satu persatu permasalahan ini secara komprehensif," kata Ekwanto.
Sebelumnya, para PKL di sepanjang toko kawasan Malioboro telah menyampaikan aspirasi mereka terkait surat PPM kepada Walikota Jogja tersebut. Salah satunya PKL asesoris di Malioboro, Ferianto. Dia mengatakan sudah mendengar soal wacana pengosongan PKL di sepanjang toko kawasan Malioboro. Namun dia bersikukuh tidak bersedia dipindahkan selama Sri Sultan HB X belum bertitah.
"Ya, saya sudah sering dengar itu [PKL di depan toko dibersihkan]. Tidak. Tidak bisa itu. Memang ada [pedagang toko] yang menginginkan hal itu tapi kami tidak akan pindah selama Sultan masih mengizinkan, kan Sultan masih mengizinkan," kata Feri, Sabtu (7/7/2018).
Hal berbeda disampaikan oleh Sartono, PKL kaos oblong di kawasan toko Malioboro. Dia mengatakan bahwa lima paguyuban di kawasan toko Malioboro sepakat untuk tidak memberi statement apapun terkait hal tersebut.
"Kami disuruh kompak diam dulu, daripada salah. Hal ini kan masih perlu diperbincangkan toh? Dengan UPT Malioboro, dengan paguyuban, itu kan nanti ada timya sendiri. Pasti dicari jalan keluarnya," kata Sartono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Pelatih Masih Yakin Garuda Pertiwi Berprestasi di Piala Asia Putri U-17
- Piala Asia Putri U-17: Jepang Tekuk Thailand 4-0, China Kandaskan Australia 3-0
- Persija Tolak Berlaga di Turnamen ACC, Pilih Fokus Siapkan Tim untuk Liga 1
- Kena Pasal Berlapis, Pembunuh Pengusaha Tembaga Boyolali Terancam Hukuman Mati
Berita Pilihan
Advertisement
Gugatan Kubu Pontjo Sutowo Ditolak PTUN, Penyegelan Hotel Sultan Sah
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur Hari Ini, Selasa 7 Mei 2024
- Jadwal Pemadaman Listrik Hari Ini Selasa 7 Mei 2024: Giliran Sleman, Bantul, dan Gunungkidul
- Prakiraan Cuaca Seluruh Wilayah DIY Cerah Berawan Hari Ini, Cocok untuk Piknik
- Top 7 News Harianjogja.com Selasa 7 Mei 2024: Lowongan CPNS DIY, Pelecehan Mahasiswi UPN
- Ini Tantangan Mendesak UMKM Jogja untuk Naik Kelas
Advertisement
Advertisement