Advertisement

Kekeringan di Kulonprogo Kian Meluas, Warga Andalkan Dropping

Beny Prasetya
Senin, 23 Juli 2018 - 18:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Kekeringan di Kulonprogo Kian Meluas, Warga Andalkan Dropping Warga Dusun Ngrandu, Salamrejo, Sentolo menerima air dari Bantuan PLN DIY yang diserahkan melalui Pemerintahan Kabupaten Kulonprogo, Rabu (4/7/2018). - Harian Jogja/Beny Prasetya

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Bencana kekeringan di Kulonprogo kian meluas. Satu desa di kecamatan Kokap, yakni Desa Hargomulyo, dilaporkan telah kekurangan air bersih. Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo, hingga Senin (23/7/2018) tercatat ada 13 desa yang mengalami kekeringan. Jumlah tersebut diprediksi bakal terus bertambah karena sejumlah desa yang berada di kawasan rawan kekeringan belum melapor untuk meminta bantuan dropping air bersih.

Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Ariadi, pekan kemarin jajarannya menerima laporan bahwa warga di Desa Hargomulyo mulai kekurangan air bersih. "Warga Desa Hargomulyo kesulitan mendapatkan air bersih karena sejumlah sumber air sudah kering," katanya.

Advertisement

Ariadi mengungkapkan jumlah desa yang terdampak kekeringan diprediksi bakal terus bertambah karena musim kemarau masih terus terjadi. Informasi terakhir, salah satu dusun di Desa Sukoreno, Kecamatan Sentolo juga mulai kekurangan air bersih. “ Informasinya warga Dusun Sukoponco, Desa Sukoreno juga kesulitan air bersih. Tetapi hingga saat ini kami belum menerima laporan resmi. Kami masih menunggu dan akan memberikan pendampingan dan bantuan jika diperlukan," katanya.

Kepala Dusun Sukoponco, Wiyono, mengaku dusunnya mengalami kekeringan akibat pengeringan Saluran Irigasi Induk Kalibawang. Kekeringan terjadi mulai Juni hingga saat ini. "Kekeringan yang terjadi merupakan dampak pengeringan Saluran Irigasi Induk Kalibawang, sebelumnya kami juga sudah diberitahu saat saluran bakal ditutup," katanya.

Menurut Wiyono, saat ini sejumlah sumur milik puluhan kepala keluarga sudah kering. Kendati tidak seluruh sumur warga mengalami kekeringan, hal tersebut sangat mengganggu aktivitas warga. Selain kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari, sebagian besar warga yang merupakan petani juga kesulitan untuk bercocok tanam. "Banyak petani yang gagal panen," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kepada Presiden Terpilih Prabowo, Luhut Berpesan Jangan Bawa Orang Toxic ke Kabinet

News
| Jum'at, 03 Mei 2024, 15:57 WIB

Advertisement

alt

Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 17:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement