Advertisement
Disediakan untuk Warga Terdampak Bandara, 8 Kamar Rusunawa Triharjo belum Ditempati
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO- Sejumlah barang warga terdampak New Yogyakarta International Airport (NYIA) masih tersimpan di aula Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Triharjo, Dusun Tambak, Desa Triharjo, Wates, Senin (23/7/2018). Kendati demikian, barang tersebut ada yang sudah diambil untuk diantarkan ke rumah kerabat mereka.
Pengelola Rusunawa Triharjo, Sutarto mengatakan, pihaknya sudah dihubungi Angkasa Pura I (AP I) pada Rabu (18/7/2018) agar menyiapkan ruangan yang akan digunakan oleh warga penolak. Selain itu, sedikitnya ada tujuh unit truk datang ke rusunawa sejak masa relokasi warga dari lahan Izin Penetapan Lahan (IPL) NYIA pada Kamis (19/7/2018).
Advertisement
Barang-barang tersebut diletakkan di ruangan aula rusunawa yang terdapat di lantai satu rusunawa, baik di blok A maupun blok B. Selanjutnya, kunci ruangan tempat menyimpan barang warga terdampak itu, dibawa oleh pihak AP I. Barang-barang yang tersimpan tersebut antara lain perabotan rumah tangga, peralatan pertanian, kandang ternak beserta hewan ternak dan lainnya.
"Tapi kemudian, pada Jumat [20/7/2018] pagi, kerabat atas nama Rejo Utomo mengambil barang yang sempat diinapkan, sudah sepengetahuan AP I. Katanya mau dipindahkan ke rumah saudaranya di Panjatan, saat itu ada barang mbak Ponirah yang juga dititipkan untuk turut dibawa, payung mutho, tapi orangnya tidak ke sini," kata dia, Senin.
Menurut Sutarto, ada delapan kamar harus ia siapkan diperuntukkan bagi warga penolak NYIA paska relokasi. Delapan kamar ini berada di lantai empat, kamar-kamar yang telah dilengkapi fasilitas jaringan air dan listrik ini belum ditempati hingga hari ini.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun, masih ada sejumlah warga penolak NYIA tinggal di atas IPL NYIA dengan cara mendirikan tenda, sejak Minggu (22/7/2018). Salah seorang warga penolak NYIA, Sutrisno mengungkapkan, warga berusaha untuk tetap bertahan, tak ingin pergi dari tanahnya sendiri.
Warga juga masih akan menggarap kembali lahan, kendati sudah dirusak alat berat. Warga tidak tertarik menempati rumah kontrak sementara yang ditawarkan AP I. Sehingga, sejak relokasi pada Kamis, warga berbagi dan bekerjasama memenuhi kebutuhan harian. Ada donasi yang masuk dari pihak lain, seperti sembako dan pemeriksaan kesehatan.
Ia masih belum tahu sampai kapan warga akan bertahan, apalagi di antara mereka sudah kehilangan aset rumah, lahan pertanian paska terdampak NYIA. Hingga saat ini, mereka masih menolak mencairkan dana kompensasi pembebasan lahan yang dititipkan di Pengadilan Negeri Wates karena berbagai alasan.
"Saya tidak bisa jawab sampai kapan di sini. Keinginan kami pastinya AP I hengkang dan pembangunan bandara batal," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Respon Ajakan Prabowo, Presiden Ingin Pertemuan Presidential Club Digelar Dua Hari Sekali
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Info Stok Hari Ini dan Jadwal Donor Darah di DIY Besok 4 Mei 2024
- Unik! Nangka Muda Masuk 5 Besar Penyumbang Inflasi Tertinggi di Kota Jogja
- President IMA: Para Pemasar Harus Berlari Kencang untuk Memenangkan Persaingan
- Jogja Fashion Week Akan Digelar 22-25 Agustus 2024, Diikuti Ratusan Desainer
- Pemda DIY Didorong Implementasikan Pelayanan Publik Berbasis HAM
Advertisement
Advertisement