Advertisement
Kedelai Impor Mahal jadi Berkah bagi Petani
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Tingginya nilai tukar dolar yang masih tinggi berpengaruh pada harga kedelai import yang ikut mahal. Akibatnya hal itu justru berdampak positif pada petani kedelai lokal lantaran harga kedelai lokal yang biasanya rendah kini melonjak.
Ketua Kelompok Tani Kedelai Desa Pengkok, Kecamatan Patuk, Gunungkidul Sudiyono mengungkapkan dengan naiknya harga kedelai impor, maka harga kedelai lokal pun ikut terdongkrak. Tak hanya itu, permintaannya pun dinilai Sudiyono juga meningkat.
Advertisement
“Di masa panen raya ini permintaan meningkat juga. Harganya juga cukup tinggi. Biasanya hanya di harga Rp6.000-Rp6.500 per kilogram. Tetapi karena permintaan cukup tinggi kini mencapai harga Rp7.500-Rp8.000 per kilogram,” ucap Sudiyono, Selasa (18/9/2018).
Tingginya harga jual kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tempe dan tahu itu menurut dia sangat menguntungkan petani. Pendapatan para petani pun diakui dia meningkat hingga 30% dibandingkan dalam masa panen sebelumnya.
Sudiyono berharap momen ini memicu semangat para petani kedelai. “Kualitasnya berani bertanding sebenarnya. Memang untuk sekarang kepercayaan para pengusaha tahu dan tempe belum sepenuhnya ke kedelai lokal. Namun ya harapannya lambat laun mereka beralih ke kedelai lokal,” ujar dia.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto membenarkan petani kedelai saat ini tengah untung di masa panen kali ini. Dia pun mengakui saat ini minat petani menanam kedelai masih belum begitu banyak, dikarenakan biaya untuk produksi sering lebih besar dibanding harga jualnya.
“Memang tidak begitu banyak saat ini yang menanam kedelai karena harga jual yang rendah, padahal dulu banyak. Sekarang banyak yang beralih menanam kacang tanah, karena lebih mudah dan untung. Namun harapannya dengan ada momen harga jual kedelai yang tinggi ini dapat memberi semangat petani,” ujarnya.
Bambang menjelaskan untuk saat ini daerah yang masih menanam kedelai yaitu di Kecamatan Nglipar, Playen, Patuk dan Gedangsari. Adapun target luasan April-September 956 hektare, dan saat ini realisasi 1.305 hektare. “Hasilnya juga memuaskan dari 1,2 ton per hektare sampai ada yang 3,25 ton per hektare,” ujar Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Polisi Gerak Cepat, Pembunuh Pengusaha Tembaga Boyolali Tertangkap di Solo
- Prakiraan Cuaca Sragen Hari Ini Minggu 5 Mei, Waspadai Awan Tebal di Sore Hari
- Cerah Berawan dari Pagi sampai Siang, Cek Prakiraan Cuaca Boyolali Minggu 5 Mei
- Banyak Cerah Berawan dan Suhu Panas, Cek Prakiraan Cuaca Klaten Minggu 5 Mei
Berita Pilihan
Advertisement
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Karyawan Ucapkan Selamat Tinggal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harian Jogja Online, Sabtu 4 Mei 2024, Rencana Sultan Bentuk Dinas Baru hingga Kinerja Buruk Anggota Panwascam
- Hore! PT KCI Buka Peluang KRL Jogja-Solo Bisa Sampai Madiun
- Libur Akhir Pekan Mau Keliling Jogja, Cek Jalur Bus Trans Jogja dan Titik Rutenya di Sini
- Hanum, Putri Amien Rais Mendaftar Balon Wali Kota Jogja Lewat PKB
- Info Stok dan Jadwal Donor Darah di DIY Hari Ini 4 Mei 2024
Advertisement
Advertisement