Advertisement
Pasar Minggu Pahing Bisa Jadi Destinasi Wisata Halal Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Bupati Gunungkidul Badingah meresmikan wisata kuliner Pasar Minggu Pahing di kawasan Pondok Pesantren Al Mumtaz di Desa Beji, Patuk, Minggu (18/11). Diharapkan keberadaan pasar dapat ikut berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pasar ini unik karena tidak buka setiap hari,” kata Badingah kepada wartawan, Minggu (18/11/2018).
Advertisement
Menurut dia, di arena pasar terdapat puluhan pedagang yang menjajakan penganan maupun kuliner tradisional seperti dawet, thiwul, pecel hingga aneka menu lainnya. Badingah pun berpesan agar kebersihan dan fasilitas untuk pengunjung lebih ditata. Tujuannya agar pengunjung yang datang dapat nyaman sehingga betah berlama-lama di pasar.
“Kebersihan hal utama yang harus dijaga. Selain itu, kualitas makanan juga harus dipertahankan,” tuturnya.
Penggagas Pasar Minggu Pahing, Muhammad Khoiron mengatakan, di area pasar ada 28 pedagang yang menjajakan aneka makanan tradisional khas tempo dulu. Keunikan lain dari pasar, selain menu yang disajikan, transaksi tidak menggunakan uang karena prosesnya memakai kotak kayu yang telah diberikan stempel.
“Satu kotak kayu sama dengan uang Rp2.000,” kata Khoiron.
Dia menjelaskan, keberadaan pasar dapat mendongkrak perekonomian warga sekitar. Selain itu Pasar Pahing juga digadang sebagai salah satu pasar digital di Gunungkidul. “Untuk aktivitas, kami juga meminimalisir penggunaan plastic sehingga lebih ramah lingkungan,” ungkapnya.
Kepala Seksi Promosi dan Informasi, Dinas Pariwisata Gunungkidul Purnomo Sumardamto mengatakan, keberadaan Pasar Minggu Pahing di Patuk bisa dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata halal di Gunungkidul. Namun demikian, untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan perencanaan dan penambahan fasilitas yang lain.
Dia mencontohkan, tata letak area pasar harus dikonsep yang lebih baik lagi. Selain itu, penunjuk arah ke lokasi serta media promosi juga butuh digencarkan.
“Terlepas dari beberapa catatan yang ada, secara umum keberadaan pasar patut diberikan apresiasi karena pendirian berawal dari inisiasi warga setempat. Apalagi di lokasi pasar tidak hanya menyediakan aneka jajanan, tapi juga ada fasilitas rest area, tempat ibadah hingga paket wisata edukasi dan religi,” kata Damto, sapaan akrabnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Dorong Sertifikasi Usaha Mikro, KemenkopUKM Memperkuat Sinergi Lintas Sektor
- Rakor Puspom TNI-Polri Bahas Pemakaian Pelat Dinas hingga Bentrok Antar-Anggota
- Dilaporkan Hilang, Warga Tasikmadu Karanganyar Ditemukan dalam Kondisi Linglung
- Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Indonesia On-Track Capai Visi Indonesia Emas
Berita Pilihan
Advertisement
Update Harga Pangan 2 Mei: Komoditas Beras dan Bawang Putih Naik
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah PMI DIY Minggu 1 Mei 2024 dan Jadwal Donor Darah
- Unjuk Rasa di Tugu Jogja, Ini Tuntutan Serikat Buruh pada Momen May Day
- Hari Buruh, Korban Apartemen Malioboro City Demo Perjuangkan Hak Kepemilikan
- Pemkot Jogja Masih Menunda Pembangunan TPS 3R di Piyungan, Ini Alasannya
- Peringati May Day, Pemkot Jogja Dorong Pekerja Tingkatkan Hard Skill dan Soft Skill
Advertisement
Advertisement