Advertisement
Duh, Masih Ada 1.600 Anak Difabel Belum Bersekolah di DIY
Advertisement
Harianjogja.com ,BANTUL--Hingga tahun ini, masih tercatat ada sekitar 1.600 anak difabel yang belum bersekolah. Berdasarkan catatan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, ribuan anak penyandang disabilitas itu tersebar di seluruh kabupaten/kota se-DIY.
Koordinator Pengawas Pendidikan Luar Biasa (PLB) DIY, Wiji Suparno mengatakan sekarang ini jumlah sekolah luar biasa (SLB) negeri di Jogja tercatat ada sembilan, sisanya adalah SLB swasta berjumlah 71 yang tersebar di seluruh wilayah DIY. Kurangnya jumlah SLB membuat kaum difabel yang belum bersekolah terkendala oleh jarak.
Advertisement
"Sebagai contoh di Kabupaten Gunungkidul, dari 18 kecamatan baru ada 11 SLB, di Kulon Progo ada delapan SLB, di Sleman 27 SLB, di Bantul baru 14 SLB, dan di kota Jogja sendiri hampir sudah ada SLB di semua kelurahan," kata dia dalam acara Sosialisasi Pemasyarakatan Pendidikan Bagi Anak Kebutuhan Khusus di Gedung Serbaguna Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Bantul pada Senin (17/11/2018).
Guru SLB Mardi Mulyo di Kretek, Bantul, Zaenal Arifin mengatakan kegiatan sosialisasi tersebut digelar salah satunya memang adalah untuk mendorong para orang tua segera menyekolahkan anak-anaknya yang menyandang disabilitas. Menurut dia, orang tua adalah kunci utama bagi anak-anak difabel untuk mau bersekolah.
"Orang tua yang belum mau menyekolahkan anak mereka yang difabel biasanya berpikiran sekolah maupun tidak sekolah toh sama saja," kata dia.
Lebih lanjut, Zaenal menjelaskan beberapa alasan para orang tua belum mau menyekolahkan anak difabelnya. Pertama, orang tua merasa minder atas kondisi anaknya. Kedua, jarak dari rumah mereka ke sekolah menjadi hambatan, terlebih dengan kesibukan pekerjaan orang tua. "Padahal soal jarak ini, pemerintah sudah menyiapkan asrama untuk siswa. Sehingga orang tua seharusnya tak punya alasan keberatan menyekolahkan anaknya [penyandang disabilitas]," ucap dia.
Salah satu orang tua anak difabel, Sujari menyampaikan kepada para orang tua yang punya anak penyandang disabilitas untuk tidak merasa malu dan minder. Bagi dia, memiliki anak berkebutuhan khusus tetap harus dirawat dan dijaga seperti anak normal lainnya. Dia ingin anaknya sekolah tinggi agar kelak di masa depan tidak tergantung pada siapapun.
"Bagi orang tua yang masih menyembunyikan anak mereka yang difabel, tidak usah merasa malu. Pendidikan itu kunci agar mereka mandiri saat dewasa," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- President IMA: Para Pemasar Harus Berlari Kencang untuk Memenangkan Persaingan
- Jogja Fashion Week Akan Digelar 22-25 Agustus 2024, Diikuti Ratusan Desainer
- Pemda DIY Didorong Implementasikan Pelayanan Publik Berbasis HAM
- Pemda DIY Kirim Nama Calon Pj Wali Kota Jogja dan Pj Bupati Kulonprogo ke Kemendagri
- BEDAH BUKU DPAD DIY: Bekali Orang Tua Cara Mendidik Anak pada Era Digital
Advertisement
Advertisement