Advertisement
Hujan Terus Mengguyur, Dinkes Sleman Antisipasi DBD dan Leptospirosis
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Seiring datangnya musim hujan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman mulai mengantisipasi merebaknya demam berdarah dengue (DBD) dan leptospirosis.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sleman, Dulzaini, mengatakan jajarannya mengantisipasi merebaknya penyakit DBD di musim hujan karena banyak tampungan air yang berpotensi menjadi perindukan nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini merupakan faktor penular utama DBD saat musim hujan.
Advertisement
Sebelumnya, Dinkes Sleman mengantisipasi DBD di musim penghujan dengan mengecek titik-titik wilayah yang bisa memicu merebaknya jentik nyamuk. Dulzaini mengatakan Dinkes memonitor keberadaan jentik nyamuk di rumah-rumah warga dan mencari data terkait angka bebas jentik (ABJ) di berbagai wilayah.
"Selain DBD, ada juga penyakit yang perlu diwaspadai saat musim hujan yakni leptospirosis. Lingkungan yang tidak bersih dan banyak tikus berpotensi mengandung bakteri leptospira, sehingga dapat menular ke manusia," ujarnya saat ditemui Harian Jogja, Rabu (28/11/2018).
Dinkes, menurut Dulzaini, mengimbau agar masyarakat membiasakan diri untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu dalam mencegah DBD Dinkes juga mengimbau agar masyarakat bisa meningkatkan kebersihan lingkungan. "Terutama barang-barang yang bisa menampung air hujan, seperti kaleng dan botol harus dibersihkan," katanya.
Berdasarkan data Dinkes Sleman sampai pertengahan November 2018 kasus DBD di Sleman mencapai 100 kasus. Menurut Dulzaini ada penurunan jumlah kasus sampai 327 kasus di tahun ini, dari tahun sebelumnya yang mencapai 427 kasus.
Terkait dengan kasus leptospirosis, sampai November ini sudah ada 31 kasus leptospirosis dengan dua orang meninggal dunia. Sama halnya dengan DBD, kasus leptospirosis mengalami penurunan dibanding 2017 yang mencapai 46 kasus dengan empat orang meninggal dunia.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi mulai Selasa (27/11) sampai Jumat (30/11) wilayah DIY berpotensi terjadi peningkatan curah hujan yang tinggi. Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta, Agus Sudaryatno, mengatakan musim hujan di tahun ini mundur satu dasarian dari perkiraan sebelumnya. "Karena adanya El Nino, awal musim hujan mundur satu dasarian dari sebelumnya di dasarian pertama November mundur satu dasarian," kata Agus. Selain itu, faktor dari adanya El Nino tersebut juga membuat suhu di wilayah DIY menjadi panas dan curah hujan berkurang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Direktur Program Trans 7 Ramaikan Bursa Pilkada Gunungkidul 2024
- Termasuk Claudia Scheunemann, Ini 23 Pemain Garuda Pertiwi di AFC Women's Cup
- Diantar Puluhan Pendukung, Roy Saputra Ambil Formulir Pendaftaran Cawawali Solo
- Selamat! Ipswich Town Promosi ke Premier League, Foto Elkan Baggott Terpampang
Berita Pilihan
Advertisement
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Karyawan Ucapkan Selamat Tinggal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Akhir Pekan Ini, Sabtu 4 Mei 2024, Cek di Sini
- Tarif dan Jadwal Keberangkatan Bus Damri Jogja-Bandara YIA, Sabtu 4 Mei 2024
- Top 7 News Harian Jogja Online, Sabtu 4 Mei 2024, Rencana Sultan Bentuk Dinas Baru hingga Kinerja Buruk Anggota Panwascam
- Hore! PT KCI Buka Peluang KRL Jogja-Solo Bisa Sampai Madiun
- Libur Akhir Pekan Mau Keliling Jogja, Cek Jalur Bus Trans Jogja dan Titik Rutenya di Sini
Advertisement
Advertisement