Advertisement
Masuk Awal Penghujan, Kasus DBD Gunungkidul Mulai Meningkat
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Memasuki awal musim penghujan tren penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dinilai mulai meningkat. Sulitnya memberantas penyakit ini, dikarenakan kesadaran masyarakat yang belum maksimal.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka mengatakan berdasarkan data yang ada memang ada kecenderungan peningkatan angka beberapa bulan terakhir.
Advertisement
“Secara data terlihat ada peningkatan angka saat masuk musim penghujan. Kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan memang untuk memberantas penyakit ini,” ujar Priyanta, Selasa (4/12/2018).
Dikatakan Priyanta seharusnya kontiuitas dalam gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan setiap saat dan berkelanjutan untuk mencegah DBD.
“Biasanya ketika kasus DBD menurun atau cenderung lebih kecil dari waktu sebelumnya masyarakat kadang menjadi lengah. Sebaliknya ketika kasus melonjak dan menyebar maka gerakan PSN meningkat,” ucapnya.
Pihak Pemkab sendiri dikatakan Priyanta telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Bupati Nomor 443/3883 untuk upaya pencegahan dan penanggulangan DBD. Selain itu masyarakat dihimbau melakukan gerakan satu rumah satu kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
Selain penyakit demam berdarah beberapa potensi penyakit lain juga dikhawatirkan muncul saat musim penghujan ini, diantaranya penyakit diare, atau penyakit perut lainnya yang sering muncul saat musim hujan datang. Selain itu penyakit lain seperti batuk dan pilek menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Kepala seksi pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, Dinkes Gunungkidul, Sukari mengatakan telah menghimbau kepada masyarakat melalui radio dan melalui surat edaran.
“Kami sudah himbau ke masyarakat juga. Setidaknya saat ini dalam satu minggu sekali ada gerakan kebersihan. Saat ini juga cenderung turun dari tahun lalu. Semoga sampai besok tidak bertambah lagi,” kata Sukari.
Ia mengatakan kasus yang paling banyak terjadi pada 2016 dimana kasus demam berdarah yang terjadi mencapai angka 1.184 kasus, untuk tahun ini hingga September 81 kasus. “Itu [tahun 2016] dimungkinkan karena pengaruh siklus lima tahunan biasanya banyak terjadi kasus,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Joko Pinurbo di Mata Tetangga, Low Profile dan Aktif Jadi Pengurus RT
- Info Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di DIY Hari Ini, Sabtu 27 April 2024
- Joko Pinurbo Sempat Menitipkan Pesan Ini lewat Harianjogja.com Dua Tahun yang Lalu
- Gerindra Jaring Calon Wali Kota Jogja Lewat Komunikasi Intensif
- Joko Pinurbo Meninggal, Kemendikbudristek: Penyair Legendaris Tuai Beragam Penghargaan
Advertisement
Advertisement