Advertisement
UGM Kembangkan Tanaman Pakan Chicory
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Sejak 2015, Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalin kerja sama dengan industri pengembang rumput dan legume, yakni Cropmark Seed Company New Zealand. Dari hasil ujicoba 30 jenis rumput, Fapet menemukan tiga jenis rumput yang potensial dan adaptif dengan kondisi agroekologi Indonesia. Salah satunya adalah tanaman forbs chicory.
Chicory merupakan sejenis forbs, yaitu tanaman pakan herbaceous (bukan kayu) berdaun lebar dan tidak seperti rumput sehingga tidak termasuk kategori rumput maupun legum. Jenis tanaman ini banyak terdapat pada ladang penggembalaan dengan masa hidup dua tahun atau lebih.
Advertisement
Tanaman ini penting untuk meningkatkan produktivitas ladang penggembalaan. Di negara asalnya, New Zealand, Chicory merupakan tanaman andalan bagi ternak sapi perah maupun domba di padang penggembalaan.
Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh Fapet, produksi chicory di Indonesia lebih besar tiga kali lipat dibandingkan dengan produksi di negara asalnya, New Zealand.
“Hasil riset yang telah kami lakukan, Chicory mampu beradaptasi dengan kandungan protein kasar yang tinggi dan serat kasar yang rendah. Dibandingkan dengan tanaman pakan legum yang umum dibudidayakan di Indonesia, kandungan nutrien jauh lebih baik. Ini menjadi keunggulan utama dari tanaman ini,” ujar Dekan Fapet UGM, Prof. Ali Agus, Selasa (8/1/2019).
Ali menambahkan chicory yang ditanam di kebun rumput Fapet UGM dapat menghasilkan produksi segar sebanyak 55 ton/hektare pada umur potong 30 hari dengan kadar air sekitar 18%. Pada musim kering (Agustus 2017-Februari 2018), chicory dapat menghasilkan produksi hijauan sebanyak 27,5 ton/hektare setiap kali panen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement