Advertisement
Atasi DBD, Gertak PSN selama 4 Pekan
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menggalang komitmen gerakan serentak (Gertak) pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 2019. Instansi pemerintah termasuk di antaranya TNI, Polri dan juga masyarakat digandeng untuk bersama-sama menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang kerap menjadi momok warga Kulonprogo.
“Kami [Pemkab] baru menyelesaikan rakor [rapat koordinasi] Forkominda dan kemasyarakatan untuk gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Ini penting untuk mencegah DBD,” kata Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, seusai penandatanganan Gertak PSN 2019 di Ruang Menoreh, kompleks Kantor Pemkab Kulonprogo, Kamis (14/2/2019).
Advertisement
Gertak PSN 2019 ini akan dilangsungkan tiap Jumat selama empat pekan ke depan yang menyasar kawasan permukiman warga, institusi pemerintahan dan swasta untuk membersihkan sarang nyamuk secara baik dan benar.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kulonprogo Baning Rahayujati mengungkapkan lewat kegiatan ini Dinkes ingin memberi pemahaman kepada masyarakat ihwal tata cara PSN yang benar.
“PSN yang dilakukan masyarakat selama ini belum tepat sasaran,” ucapnya, Jumat (15/2/2019). Kegiatan PSN justru lebih kepada kebersihan lingkungan dan tidak fokus ke pembersihan tempat perindukan nyamuk. Sebut saja hanya menyapu dan buang sampah di tempatnya tapi tidak menutup tandon air dan menguras penampungan air padahal di situ rawan terdapat jentik nyamuk.
Baning menjelaskan seluruh tempat yang terdapat genangan air berpotensi menjadi sarang nyamuk. Berdasarkan survei Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Jogja soal sarang nyamuk di empat Kecamatan di Kulonprogo, yakni Pengasih, Wates, Sentolo dan Girimulyo, yang dimiliki Dinkes didapati bak mandi, ember, gentong air, bak toilet, dispenser, kaleng bekas, pot dan tempat minum burung rawan menjadi tempat rawan sarang nyamuk.
Getak PSN juga untuk mengantisipasi melonjaknya kasus DBD mengingat Kulonprogo masih dilanda musim hujan. Jika musim hujan berlangsung lama, bukan tidak mungkin jumlah penderita DBD akan melonjak seperti 2018 kemarin.
Per Februari 2019, Dinkes mencatat 25 kasus DBD telah diderita warga Kulonprogo sementara di tahun lalu sebanyak mencapai 109 kasus dan di 2017 mencapai 79 kasus. Apabila merujuk pada siklus enam tahunan peningkatan kasus DBD di Kulonprogo, maka siklus tersebut akan terjadi di 2022. Lonjakan kasus DBD yang drastis terakhir terjadi di 2016 dengan mencapai 381 kasus DBD sementara siklus sebelumnya terjadi di 2010 yang mencapai 472 kasus.
Baning menegaskan untuk saat ini kasus DBD di Kulonprogo belum masuk pada status darurat melainkan lebih kepada waspada. Jika terserang demam sebagai pertolongan pertama perbanyak meminum air mineral, diutamakan oralit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
AS Mengaku Belum Mendapat Tanggapan Hamas Soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Kamis 2 Mei 2024
- Daftar Lokasi Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Jogja dan Sekitarnya, Gratis!
- Peringati hari Kesiapsiagaan 2024, Kementerian Kominfo Dorong Masyarakat Siap untuk Selamat
- Soal Penjabat Kepala Daerah yang Berencana Maju di Pilkada 2024, Sultan Bilang Begini
- Sultan Minta Lalu Lintas Penerbangan Bandara YIA Ditambah, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement