Advertisement
UMKM Berkesempatan Jajakan Produknya di Beringharjo
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Selama dua pekan ke depan, sejumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jogja bakal memasarkan produknya di Pasar Beringharjo.
Kepala Disperdag Jogja Yunianto Dwisutono, mengatakan para pelaku UMKM itu sengaja diundang guna memeriahkan Gelar Potensi UMKM Jogja yang digelar di Panggung Promosi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Bisnis Pasar Beringharjo. Melalui gelaran tersebut, para pelaku UMKM diharapkan bisa lebih mengenalkan produknya kepada masyarakat segala segmen.
Advertisement
“Karena pengunjung pasar [Beringharjo] kan masyarakat dari beragam segmen dan lapisan. Ini peluang bagus bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produknya, kata dia kepada Harian Jogja, Senin (25/3/2019).
Gelaran yang baru pertama kali di laksanakan di Pasar Beringharjo ini, akan berlangsung selama dua minggu. Untuk sementara, kata dia, Disperindah Jogja belum memungut biaya sepeser pun terhadap para pelaku UMKM peserta acara tersebut. “Hal ini kami lakukan sebagai bentuk apresiasi dan dukungan kami kepada UMKM di Kota Jogja,” ucap Yunianto.
Beberapa UMKM yang dilibatkan dalam Gelar Potensi UMKM Jogja, di antaranya adalah UMKM produk kain jumputan, batik, tas kulit, tas karung, dan kerajinan rumahan lainnya. Selain pameran, dalam gelaran ini juga ditampilkan proses pembuatan beberapa produk UMKM peserta.
Kepala UPT Pusat Bisnis Sri Riswanti, mengatakan selain sebagai ruang promosi bagi UMKM, gelaran ini juga untuk memberi edukasi kepada para pedagang di Pasar Beringharjo tentang bagaimana mempromosikan produk mereka. "Selama ini kan cuma di kiosnya masing-masing, nah di sini kami membuka panggung, yang nanti mungkin mereka bisa secara berkala berjualan atau memperkenalkan produk baru di situ,” ucap dia.
Tuliswati, salah satu pelaku UMKM kain jumputan dari Umbulharjo, Jogja mengaku sudah sembilan tahun memproduksi kain jumputan. Awalnya dia menyebut produknya batik jumputan, tapi hal itu mendapat protes dari produsen batik karena kain buatan Tuliswati tidak masuk dalam kategori batik.
Untuk pewarnaan, kata dia, kain jumputan produksinya masih menggunakan pewarna yang sama dengan batik. Hanya untuk kain jumputan, teknik pewarnaannya mengandalkan teknik ikat menggunakan benang dan tali rafia.
"Tapi berkat protes dari teman-teman pencinta batik, nama saya jadi terkenal. Sampai sekarang saya sudah keliling Indonesia secara gratis untuk mengajarkan pembuatan jumputan. Saya pernah mengajar ibu-ibu di Nabire, Papua untuk bikin jumputan," kata Tuliswati.
Kain jumputan bikinannya berbeda dengan junputan yang umum dijual, karena ia mendesain sendiri jumputan menurut suasana hatinya. Tuliswati menjual kain jumputan umumnya dua meter per potong, dengan harga Rp150.000-Rp450.000, tergantung metode pewarnaan yang digunakan. kain jumputan bisa digunakan menjadi pakaian, seperti baju, celana, rok, dan sebagainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Syahdu! Makan Malam Pemimpin Negara di World Water Forum Bali Diiringi Lantunan Sape
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Kereta Bandara YIA Minggu 19 Mei 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Minggu 19 Mei 2024
- Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Jogja Bulan Mei 2024
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Minggu 19 Mei 2024: DIY Cerah Berawan
- Panduan Jalur Trans Jogja, Melewati Kampus, Malioboro, Terminal Giwangan hingga Prambanan
Advertisement
Advertisement