Advertisement
Tren TBC Kebal Obat Meningkat
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo mengantisipasi meningkatnya tren penderita penyakit Tuberkulosis (TB) atau TBC yang sudah kebal obat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kulonprogo, Baning Rahayujati, mengatakan pada 2018 berdasarkan pendataan ada sembilan penderita TB sudah mengalami kebal obat. Jumlah itu meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya ada lima penderita TB kebal obat.
Advertisement
"Kalau dilihat dari jumlahnya masih sedikit, tetapi trennya meningkat," kata Baning saat ditemui Harian Jogja, Jumat (22/3/2019). Secara total, penderita TB di Kulonprogo pada 2018 yang sudah ditemukan sebanyak 254 kasus.
Baning mengatakan kasus TB kebal obat disebabkan karena bakteri dari penyakit tersebut bermutasi dan membangun kekebalan terhadap obat. "Dia [bakteri] mampu bertahan sehingga pengobatannya menjadi lebih lama," katanya.
Menurutnya, apabila ditemukan kasus penderita TB yang sudah kebal obat, maka pengobatannya membutuhkan waktu sampai setahun. "Kabupaten Kulonprogo belum mampu memberikan terapi penyembuhan. Ketika ada kasus TB kebal obat, biasanya dirujuk dan ditangani RSUP Dr Sardjito Jogja," kata Baning.
Pelaksana Harian Kepala Dinkes Kulonprogo, Ananta Kogam Dwi Korawan, mengatakan tidak hanya temuan penderita TB kebal obat saja yang menjadi perhatian Dinkes Kulonprogo. Jajarannya juga berupaya keras untuk mengejar target temuan kasus, karena menurut Ananta, jumlah temuan kasus TB dengan target di Kulonprogo sangat jomplang.
Pada 2018 dari target temuan kasus sebanyak 418 kasus, hanya ada 254 kasus yang ditemukan. Oleh karena itu dalam mengejar target temuan kasus tahun ini Dinkes mengupayakan dengan program ketok pintu.
"Apabila ditemukan suspect TB, maka kami langsung melakukan pemeriksaan di 20 rumah sekitarnya," ujar Ananta. Ia mengatakan jajarannya juga berupaya penemuan pasif bekerjasama dengan semua layanan kesehatan di Kulonprogo.
Penyakit TB bisa menular melalui percikan air ludah. Ananta mengatakan, beberapa lokasi yang ramai seperti pondok pesantren akan mudah terjangkit karena jarak interaksi yang dekat. Untuk upaya pencegahan, Dinkes mengimbau agar masyarakat yang mengalami batuk menjaga etika batuk dengan memakai masker.
Kepala Puskesmas Pengasih I, Kecamatan Pengasih, Setiaji Wibowo, mengatakan untuk pelayanan kesehatan, puskesmas yang dia pimpin sudah menerapkan pelayanan dengan steril. "Apabila ada pasien batuk kami berikan masker pada pasien itu," kata Setiaji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Joko Pinurbo Meninggal, Kemendikbudristek: Penyair Legendaris Tuai Beragam Penghargaan
- Jadwal Kereta Bandara YIA Minggu 28 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Minggu 28 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Minggu 28 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Minggu 28 April 2024
Advertisement
Advertisement