Advertisement
Perempuan Didorong Lakukan Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pangan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Pemberdayaan ekonomi berbasis teknologi pangan harus terus dilakukan. Selain menjadi gerakan edukasi, kegiatan tersebut bertujuan untuk membuka akses pangan yang layak terutama bagi anak-anak.
Inisiator Foodbank of Indonesia (FOI) Hendro Utomo mengatakan untuk melakukan pemberdayaan ekonomi berbasis pangan pihaknya menggandeng Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM untuk menggulirkan gerakan Sadari (Sayap Dari Ibu). Gerakan ini berupaya mewujudkan pemberdayaan ekonomi rumahan masyarakat desa dan pertanian.
Advertisement
"Kami berupaya untuk membantu dan mendorong kemajuan teknologi berbasis pangan lokal, dengan menggerakkan kaum perempuan sebagai penjaga ketahanan pangan keluarga. Desa Pucungsari Magelang menjadi pilot project gerakan ini," katanya melalui rilis yang diterima Harian Jogja, Sabtu (27/4/2019).
Dia menjelaskan, Sadari merupakan gerakan bersama untuk membuka akses pangan yang layak dan meningkatkan gizi anak. Gerakan ini masih membutuhkan kerja sama antara berbagai pihak, baik dari pemerintah, lembaga masyarakat, dunia usaha, media maupun akademisi.
"Melalui gerakan ini kami berharap kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Ini sejalan dengan hak-hak perlindungan anak, dan tentu saja amanah UUD 1945," katanya.
Dekan FTP UGM Prof Eni Harmayani mengatakan saat ini gaya hidup modern ikut mengubah perilaku makan masyarakat Indonesia. Makanan cepat saji yang tinggi lemak, tinggi kadar gula, dan terkadang mengandung bahan pengawet menjadi jenis makanan yang populer. Bahkan, di kalangan masyarakat kurang mampu. Kreativitas olahan pangan lokal dipertaruhkan bila hal ini terus dibiarkan.
“Padahal, Indonesia dikenal dengan keanekaragaman hayati berupa pangan lokal yang melimpah dan bernilai gizi tinggi," katanya.
Seharusnya, lanjut Eni, Indonesia mampu mencukupi gizi anak-anak dengan kekayaan pangan lokal yang melimpah. Memanfaatkan bahan makanan lokal dan segar mestinya bisa menjadi strategi utama untuk mencegah serta mengatasi kondisi kelaparan dan kurang gizi.
"Indonesia sebenarnya kaya dengan bahan pangan lokal. Sayangnya, kekayaan itu belum dikembangkan secara optimal. Padahal, banyak bahan pangan lokal yang tinggi kandungan gizinya saat ini juga menjadi tren pangan dunia," kata Eni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Menelisik Isu Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran, Jumlah Kementerian Jadi 40 dari 34
- Sinopsis Vina: Sebelum 7 Hari, Kisah Nyata Bullying Berakhir Pembunuhan
- Gelar Halalbihalal, FKUB Segera Melaunching Program Kelurahan Sadar Kerukunan
- 3,2 Juta Hektare Lahan di Jateng Rawan Kekeringan Musim Kemarau, Ini Rinciannya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Cegah Pelanggaran Hukum Orang Asing, Ditjen Imigrasi Perkuat Fungsi Intelijen
- Dinsosnakertrans Kota Jogja Mendorong Perusahaan Bikin Koperasi Karyawan
- Kelurahan Cokrodiningratan Jogja Segera Bangun 648 Titik Biopori Kompos
- Ada Pembuangan Sampah Ilegal di Gunungkidul, Begini Respons Pemda DIY
- Marbot Masjid di Kota Jogja Dapat Fasilitas BPJS Ketenagakerjaan
Advertisement
Advertisement