Advertisement
Pemkot Berikan Penghargaan untuk Pengelola Bangunan Cagar Budaya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah pengelola bangunan cagar budaya di wilayah Jogja diganjar penghargaan oleh Dinas Kebudayaan (Disbud) Jogja, Jumat (3/5/2019). Penghargaan itu diberikan sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada pemilik dan penyewa bangunan cagar budaya yang telah menjaga dan merawat keaslian bangunan.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Jogja, Eko Suryo Maharsono, mengatakan penghargaan itu sejatinya diberikan setiap tahun. Melalui penghargaan tersebut, dia berharap lebih banyak lagi masyarakat yang peduli dan berkomitmen untuk menjaga eksistensi bangunan heritage. “Dengan begitu nuansa budaya di Jogja semakin terasa. Dari situ keistimewaan Jogja secara nuata dapat terlihat," seusai penyerahan penghargaan kepada sejumlah pengelola bangunan cagar budaya di Hotel Santika, Jumat.
Advertisement
Menurut dia pemberian penghargaan yang dipisahkan per kawasan cagar budaya disebabkan bangunan di setiap kawasan cagar budaya memiliki keunikan masing-masing. Di Kota Jogja, katanya, ada lima kawasan cagar budaya yang memiliki karakteristik berbeda.
Penilaian terhadap penerima penghargaan tersebut dilakukan lima orang penilai yang berasal dari kalngan praktisi di bidang arsitektur, sosial, dan humaniora. Adapun kriteria yang dipakai sebagai penilaian di antaranya adalah usia bangunan minimal 50 tahun, keaslian bangunan, kondisi, dan pemanfaatan bangunan.
Salah satu tim penilai, Fahmi Prihantoro, mengatakan dalam menilai, mereka mengunjungi langsung bangunan heritage dan mewawancarai pemiliknya. "Kami melihat para pemilik masih mau mempertahankan dan merawat semaksimal mungkin," katanya.
Dari beberapa bangunan yang dinilai, dia mengatakan ada 10 bangunan yang menurutnya layak diganjar penghargaan. Salah satunya adalah rumah tinggal milik Hibnu Mardhani, di Jl. Serma Taruna Ramli No. 4-6, Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman.
Masing-masing pengelola, kata dia, berhak menerima reward dari Pemerintah Kota Jogja, termasuk di antaranya adalah uang tunai sebesar Rp7,5 juta.
Sebelumnya, Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti berharap agar masyarakat tidak perlu takut jika rumah tempat tinggalnya ditetapkan sebagai bangunan warisan budaya atau cagar budaya. Meskipun biaya pelestarian mahal, namun ada hal yang lebih mahal yaitu cerita bangunan itu sendiri. "Yang penting jangan terbengkalai. Kalau Pemkot punya rencana membeli bangunan heritage, tapi disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Pelatih Masih Yakin Garuda Pertiwi Berprestasi di Piala Asia Putri U-17
- Piala Asia Putri U-17: Jepang Tekuk Thailand 4-0, China Kandaskan Australia 3-0
- Persija Tolak Berlaga di Turnamen ACC, Pilih Fokus Siapkan Tim untuk Liga 1
- Kena Pasal Berlapis, Pembunuh Pengusaha Tembaga Boyolali Terancam Hukuman Mati
Berita Pilihan
Advertisement
Gugatan Kubu Pontjo Sutowo Ditolak PTUN, Penyegelan Hotel Sultan Sah
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur Hari Ini, Selasa 7 Mei 2024
- Jadwal Lengkap KA Prameks Jogja Kutoarjo, Keberangkatan Selasa 7 Mei 2024
- Jadwal Pemadaman Listrik Hari Ini Selasa 7 Mei 2024: Giliran Sleman, Bantul, dan Gunungkidul
- Prakiraan Cuaca Seluruh Wilayah DIY Cerah Berawan Hari Ini, Cocok untuk Piknik
- Top 7 News Harianjogja.com Selasa 7 Mei 2024: Lowongan CPNS DIY, Pelecehan Mahasiswi UPN
Advertisement
Advertisement